Minggu, 29 November 2009

Baksos Idul Adha 1430 H

The Second ‘Baksos’
Seumur hidup, baru tahun ini aku merayakan Idul Adha jauh dari keluarga. Dari tanggal 26 sampai 28 November kemarin, aku diamanahi untuk menjadi panitia baksos Idul Adha yang mengambil lokasi di desa Biru Pandanan, Wonosari, Klaten. Acara seperti ini rutin dilaksanakan sekolah dua kali setahun. Dan di tahun pertamaku di SMA ini, aku telah mengikuti keduanya: Baksos Idul Fitri dan Baksos Idul Adha.

Now, aku pingin share pengalaman lewat tulisan ini. Selamat menikmati.

Kamis, 26 November 2009
Setelah bergelut dengan soal-soal tes fisika dan penjaskes, aku segera meluncur pulang untuk packing. Dalam hal ini, aku berterima kasih sekali kepada mamiku tercinta karena telah banyak membantu dalam persiapan baksos anaknya ini, hehehe…

Sekitar jam satu, aku sudah sampai lagi di sekolah. Ternyata panitia yang lain sudah menunggu di sana. Padahal janjinya mau kumpul jam satu. Ckckck, semangat banget ikut baksos… Jadi malu gara-gara datang belakangan. ^^

Setelah upacara pemberangkatan yang singkat, kami segera menaikkan barang-barang ke dalam bus. “Klaten, we’re coming!!!

The first action
Baksos kali ini, aku ditugasi menjadi sie TPA. Bener-bener ujian deh buat aku. Aku itu nggak pinter kalau disuruh ngajar. Apalagi ngajar anak-anak. Bisa-bisa mereka pusing gara-gara nggak ngerti apa yang kumaksud. Tapi, okelah… Kuterima jabatan ini demi mbak-mbak panitia yang membagi tugas, supaya nggak tambah puyeng. ;-)

Ada tiga masjid yang menjadi objek kami. Masjid Ar Rohman, Al Ikhlas, dan As Salam. Aku, mbak Nurul, mas Faqih, mas Fajar, dan mas Dzar, ditugaskan untuk mengajar anak-anak TPA As Salam. Jadilah kami berangkat beberapa menit sebelum adzan asar berkumandang.

Ternyata oh ternyata, TPA As Salam biasa dimulai sekitar jam empat sore. Hal ini jauh sekali dari target waktu yang telah kami susun. So, kita berlima harus menunggu sebelum ada cukup anak untuk memulai TPA, huft…

Setelah perkenalan singkat, kami segera membentuk kelompok. Aku dapat Indah, Ria, Dillah, Endang, Putri, Fani, dan dua anak lain yang aku lupa namanya. Ya Rabb, betapa pemalunya anak-anak ini. Susah sekali mengajak mereka berinteraksi. Jika kutanya, mereka lebih sering diam dan tersenyum malu-malu. Padahal sebenarnya mereka bisa menjawabnya. Hal ini mungkin disebabkan karena kami baru kenal. Setelah mengajar mereka (yang terasa seperti monolog panjang), aku berharap agar esok hubungan kami sudah lebih akrab.

Buber And Nyupir
Selesai di As Salam, aku kembali ke posko di Ar Rohman. Aneka hidangan telah tersedia di sana. Sambil menunggu adzan maghrib, kami mengisi waktu dengan aktivitas yang berbeda-beda. Ada yang mandi, ngobrol, utak-atik hp, dll. 

Aku berbuka dengan segelas penuh kolak. Slrp, segarnya… Tenggorokan yang kering telah basah kembali. Kini saatnya untuk memenuhi panggilan untuk menghadap sang Khaliq.

Usai sholat maghrib berjama’ah, it’s time to eat! Hmmm, ada ikan goreng dan sayur. Melihat porsinya yang terlalu besar buatku, aku pun memutuskan untuk kembulan sama Amel. Sebenernya pingin ngajakin Nada juga, tapi dianya nggak doyan nasi sih…. Ya udah, berdua aja.

Soal Nada yang nggak doyan nasi ini, ada cerita tersendiri. Doski sudah bawa ransum sendiri. Pop Mie and roti tawar. Alkisah, Nada pingin bikin Pop Mie. Tapi dia pekewuh ngambil air panas dari dispenser yang dipasang di kamar laki-laki. Sebagai teman yang baik (ehem), aku sama Amel mau ngambilin air panas buat dia. Tapi…Olala, teryata dispensernya nggak nyala. Begitu dinyalain, pet… ruangan langsung gelap gulita. Listriknya nggak kuat. Hehehe, akhirnya rebus air dulu deh…

Malam itu jadwalku untuk nyupir (nyuci piring, XP). Banyak banget cuciannya. Tapi, dari kegiatan ini, aku dapat pengalaman baru: nimba di sumur. Seumur-umur, baru waktu baksos itu aku nimba di sumur. Seru juga sih… Tapi berat… 

Malam Pertama
Ba’da Isya, acaranya adalah takbiran plus ta’aruf. Warga sekitar diundang untuk berkumpul di Ar Rohman. Acara diisi dengan pemutaran vcd tuntunan ibadah praktis, vcd yang sama dengan yang diputar ketika baksos Idul Fitri dan Ospek. 

Aku, Amel, Nada, Titi, dan Zara langsung kembali ke penginapan seusai acara. Rumah masih ramai. Namun, lama-kelamaan banyak yang menyerah pada kantuk dan menanggapi panggilan alam mimpi. Aku sendiri baru tidur pukul dua belas. Sebelum tidur, aku masih sempat ngobrol dengan mbak-mbak panitia tentang lomba TPA besok.

Suara takbir terus menggema di angkasa malam menemani jiwa-jiwa yang terlelap sejenak.

Sholat Id
Bangun jam 2.45, lansung mandi. Setelah itu mengisi sunyinya malam dengan tahajjud dan witir. Beberapa menit kemudian, menyambut fajar dengan dua raka’at subuh. 

Biasanya, aku baru berangkat sholat Id jam enam kurang sedikit. Tapi, karena lokasi sholat Id berjarak 1 km dari tempat penginapan, kami semua sudah berangkat pada pukul lima lebih seperempat dengan berjalan kaki.

Sesampainya di lapangan, suasana masih sepi. Hanya ada beberapa panitia sholat Id dan rombongan kami. Jadi nyesel berangkat pagi-pagi, hehehe…

Setelah sholat Id, karena tidak ditugaskan untuk membantu sie qurban, aku dan beberapa panitia putri memyiapkan konsumsi untuk acara malam nanti: pengajian akbar. Snack yang harus tersedia sekitar 175 dos. Ditemani obrolan dan candaan ringan, kami mengerjakannya dengan senang hati.

Lomba TPA
Hari kedua TPA adalah khusus untuk perlombaan. Ada lomba menjodohkan ayat, komunikata, dan sumpit kacang. Acara tersebut bisa dibilang cukup sukses karena adik-adik TPA tampak mengikuti semua perlombaan dengan riang gembira.

Tidak seperti sehari sebelumnya, adik-adik sudah mulai akrab dengan kami. Sayang sekali, hari itu adalah kesempatan terakhir kami untuk mengajar di sana. Mau tak mau kami harus berpisah dengan mereka. Sedih juga… T_T

Pengajian Akbar
Hari kedua selalu lebih melelahkan. Itulah pengalamanku dari dua baksos yang pernah kuikuti. 

Walau sudah lelah, kami masih harus mengikuti satu acara lagi. Yupz, pengajian akbar. Diisi oleh salah seorang guru dari sekolah kami, pengajian berjalan selama kurang lebih dua jam. 

Sungguh aku tak kuat menahan kantuk. Namun, situasi-kondisi saat pengajian tak memungkinkanku untuk tidur. Oleh karena itu, aku pun jadi rewel sendiri. V

Usai acara, kami langsung kembali ke penginapan. Seperti malam sebelumnya, para guru masih ramai mengobrol di dalam. Panitia-panitia putri juga mengisi waktu sebelum tidur mereka dengan obrolan hangat. Aku yang sama sekali tak tertarik untuk nimbrung, memutuskan untuk duduk di dalam, membelakangi para guru, dan akhirnya jatuh terlelap. Hehehe, maaf sekali, tapi aku tak kuasa menahan kelopak mataku yang sudah berat. -.-

Go Home
Setelah tahajjud, witir, dan subuh, kami segera membereskan barang bawaan masing-masing maupun barang rombongan. Barang rombongan segera dimasukkan ke dalam mobil. Sedangkan ransel-ransel dipindahkan ke serambi masjid.

Sambil menunggu bus yang menjemput, kami berkeliling untuk pamitan ke warga setempat. Keindahan alam desa di pagi hari membuat kami tak kuasa menolak untuk berfoto-foto sejenak.

Finally, setelah menunggu lama, bus-nya datang juga. Kami segera menaikkan barang-barang, tak sabar ingin pulang. It’s time to back to Solo! 




Jumat, 20 November 2009

Long time no see....

Hmmm, udah lama juga ya, aku gak nulis di blog ini......
Habis gmn lagi???? blm sempat.......
I promise, I will post some article to this blog soon.... hope you understand....

Jumat, 06 November 2009