Rabu, 15 September 2010

Keep Holding On Mathematics!!!


Assalamu'alaikum!!!

Jumpa lagi dengan saya yang saat ini telah mulai khawatir. Ya... Khawatir, cemas, gundah, gelisah, waswas, ditambah frustasi.

???

Saya kehilangan sesuatu, sodara-sodara...! Sesuatu yang sejak dulu telah jadi bagian hidup saya. Sesuatu yang tanpanya, hidup saya terasa hampa.

???

Sesuatu itu adalah nafsu, sodara-sodara....! Lebih tepatnya nafsu saya untuk mengerjakan PR matematika!

MATEMATIKA!!!

Besok Sabtu (18/9) saya sudah masuk sekolah, dan PR matematika saya belum kelar!! Ada apa ini? Biasanya saya nafsu sekali sama yang namanya matematika... triple doubleyu dot me [www.me - a.k.a what's wrong with me] ???

Apakah karena fitrah lebaran saya kurang banyak? Atau gara-gara kue lebaran di rumah yang kurang? Atau...???

Hmph... ok, ok... sebenarnya saya sudah punya beberapa prediksi tentang kondisi pelik yang menimpa saya saat ini. Here they are:

>>>PRnya itu bab peluang. Pokok bahasan yang menurut saya kurang menarik, jika dibandingkan dengan materi sebelumnya, yaitu trigonometri. Hadhudhuh...

Tapi bagaimanapun, peluang itu juga bagian dari matematika, bagian dari true love saya. Jadi, saya harus bisa menerimanya dengan lapang dada. Harus!!!

>>>Mungkin saya ini kecapekan. Capek dengan segala kesibukan yang ada hubungannya dengan sekolah. Energi saya sudah terkuras di hari-hari pertama liburan karena saya jadi panitia di dua event besar yang berurutan.

Tapiii, peristiwa itu sungguh sudah lama sekali. Apakah anda percaya bahwasanya saya masih capek?? Bahkan diri saya sendiri pun meragukannya... ckckck...

*sigh*

Apapun penyebab hilangnya nafsu saya terhadap matematika, malam ini, saya telah memaksa diri untuk bangkit menanggulangi hal tersebut. Tadi, selama kurang lebih satu setengah jam, saya paksa diri saya sendiri untuk konsentrasi menghitung jawaban dari beberapa soal.

dan Alhamdulillah...

PR saya sudah melewati masa kritis. Memang belum selesai semua. Tapi saya tetap senang karena telah berhasil untuk bersikap keras kepada diri sendiri.

Seperti quote yang saya baca tadi pagi di site ini:

"Jika kita lunak di dalam, dunia luar akan keras kepada kita. Tapi, jika kita keras di dalam, dunia luar akan lunak kepada kita."

Kata-kata tersebut, sedikit-banyak telah menginspirasi saya. Telah memotivasi saya untuk bersikap lebih keras kepada diri sendiri.

Yeah!! Saya harus setia!! Setia pada true love saya: MATEMATIKA!!!



[Chimie]
You're not alone, together we stand
I'll be by your side, you know I'll take your hand
When it gets cold and it feels like the end
There's no place to go, you know I won't give in
No, I won't give in

[Mathematics]
Keep holding on
Cause you know we'll make it through, we'll make it through
Just stay strong
Cause you know I'm here for you, I'm here for you

Keep Holding On Mathematics!!!


PS: Song title "Keep Holding On", Avril Lavigne
Dinyanyikan secara duet oleh
Chimie dan Mathematics

Senin, 13 September 2010

Getting the Most out of Multiply

http://multiplynewbie.multiply.com/

Dariku Untuk Kau

Hari ini kau datang dan langsung bersimpuh, menyungkur di hadapku yang menunggumu dengan setengah terpaksa. Kau tergugu dalam isak tanpa kata, lama. Satu menit... dua menit... sepuluh menit.... Hingga tiba aku di limit kesabaran, kau masih saja terisak bisu. Aku jengah lagi muak melihatmu terus menangis. Aku benci menemanimu dalam keadaan seperti ini: meratap tanpa akhir, seolah kau orang tersengsara di dunia ini.

"Sekarang apalagi?!" sentakku. Gema suaraku mengungkung kita berdua. Namun kau tetap mengisak, hanya membatin jawaban untuk pertanyaanku.

"Ayo jawab!" sentakku lebih keras.

Setelah gema di ruang itu reda, aku memilih untuk ikut diam. Menantimu untuk mengawali percakapan. Sengaja ku berusaha keras mengabaikan isakmu. Otakku kuputar dengan cepat demi segera menemukan cara untuk menghadapimu. Sampai akhirnya aku sadar bahwa kau hanya akan terus terisak bisu, kau tak akan bicara. Jumpa kita kali ini akan menjadi episode monologku.

Kuisi penuh paru-paruku, kemudian kuhembus nafas panjang. "Sekarang apalagi?" tanyaku lirih namun dengan suara dingin menusuk.

"Sejak kita saling kenal, aku lihat kau telah meneteskan berjuta air mata. Kau tahu? Aku bosan melihatmu menangis! Untuk apa pula kau terus-menerus menangis?!"

"Sadarlah kau, bahwasanya tafsirku atas setiap butir air matamu itu adalah cerminan dhaifmu. Kau seperti menganggap dirimu itu orang tersengsara di dunia. Aku benci orang seperti kau, yang terlalu sibuk mengasihani diri sendiri seperti itu. Aku benci tangismu. Tangismu sudah sangat berlebih. Tidak bisa kutolerir lagi!"

"Sadarlah kau, bahwasanya setiap keluh kesahmu atas masalah-masalahmu telah menampakkan sifat burukmu yang amat kubenci: egois! Kau egois! Meski tanpa kau sadar, kau terus menerus mementingkan dirimu sendiri. Sadarlah kau, bahwa bukan hanya aku yang benci. Banyak orang lain di sekitar kita yang juga benci kamu, kamu yang egois."

"Ingatlah selalu, bahwasanya mukmin yang kuat itu jauh lebih baik daripada mukmin yang lemah. Jadi, kuncilah seluruh persediaan air matamu! Jangan gunakan air matamu secara berlebih dan melampaui batas! Tunjukkan pada dunia bahwa kau adalah mukmin yang kuat! Karena sungguh di luar sana, ada banyak saudara seiman kita sedang butuh pundak yang kuat demi menyelamatkan hidup mereka."

"Kontrolah egomu! Perbanyak introspeksi diri! Cobalah untuk bisa menghargai orang lain dengan tidak selalu mementingkan dirimu sendiri!"

Kau masih terisak, pelan. Aku sudah lelah. Jadi kutinggalkan kau sendiri ditemani air matamu, yang semoga saja menjadi air mata terakhirmu untuk masa yang panjang.

The Beauty of Iedul Fitri 1431 H




Beberapa foto keren yang kudapat di Iedul Fitri tahun ini...

Kamis, 09 September 2010

Diamku = Cintaku

Aku ini adalah tipe orang yang tanpa ekspresi [TE]. Meski sebenarnya di dalam hatiku ada berjuta warna perasaan, tapi tetap saja sangat sedikit, mungkin hanya berbilang belasan, yang mampu kuekspresikan kepada orang lain. Sehingga orang-orang itu mengerti apa yang kurasakan.

Begitu pula ketika hatiku memerah jambu. Terinfeksi virus cinta. Aku hanya diam. Tak berani aku ungkap rasa itu pada orang lain. Aku hanya memonopoli rasa itu untuk diri sendiri saja.

Itulah mengapa kuberi judul post ini dengan "Diamku = Cintaku"

Karena ketika aku jatuh cinta, aku sudah merasa cukup dengan menjadi Orang yang Jatuh Cinta Diam-diam [Marmut Merah Jambu, Raditya Dika]

orang yang jatuh cinta diam – diam, pada akhirnya selalu melamun dengan tidak pasti, memandang waktu yang berjalan dengan sangat cepat dan menyesali semua perbuatan yang tidak mereka lakukan dulu

orang yang jatuh cinta diam – diam harus bisa melanjutkan hidupnya dalam keheningan

pada akhirnya orang yang jatuh cinta diam – diam hanya bisa saling mendoakan, mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh

orang yang jatuh cinta diam – diam pada akhirnya menerima, orang yang jatuh cinta diam – diam paham bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang kita inginkan, terkadang yang kita inginkan bisa yang tidak sesungguhnya kita butuhkan, dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan .

orang yang jatuh cinta diam – diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.

Dan... semalam handphone ku berdering oleh sebuah sms dari seorang teman. Beginilah bunyinya:

Jika kau mencintainya, maka diamlah!
Karena diammu berarti menjaga kesuciannya, kehormatannya
Allah mendengar hatimu dalam diammu,
dan menghargai niatmu untuk menjaganya
jika belum tiba waktunya tuk ungkapkan
Jagalah cintamu dalam diammu!
Mungkin takdir menyatukan kalian dalam diam,
seperti disatukannya Ali dan Fatimah
Namun jika diam tidak menyatukan kalian,
tetaplah diam, karena diammu kan menjadi jalan bagi takdirmu
untuk Allah mengirimkan 'dia' yang lain sebagai jodohmu.
Hingga waktu itu tiba, tetaplah diam dalam cintamu!

Dan kini, aku pun semakin teguh untuk bertahan dalam diamku. Aku hanya akan mencintanya dari jauh. Hanya kan mencintanya dalam doa. Aku akan tetap diam, meski hatiku telah sangat merah jambu. Hingga saat yang tepat, telah datang kepadaku...