Jumat, 19 Februari 2010

A Teenager's Love

http://heraminerva.blogspot.com
Metamorfosa pola pikir seorang remaja tentang cinta....

I Have Some Dreams

  1. Menjadi muslimah sejati
  2. Menjadi bidadari di surga-Nya kelak
  3. Menjadi hafidzah Al Qur’an
  4. Fasih berbahasa Arab, Inggris, Prancis
  5. Menjadi programer handal
  6. Menjadi designer grafis dan website
  7. Menjadi photographer professional
  8. Menjadi master of science and mathematic
  9. Ingin punya laptop sendiri
  10. Ingin punya kamera digital sendiri
  11. Ingin punya Al Qur’an terjemah
  12. Ingin punya penghasilan sendiri
  13. Ingin bekerja di media masa
  14. Menjadi cerpenis, sastrawan internasional
  15. Ingin bisa main gitar, keyboard, biola, dan grand piano
  16. Ingin menemukan inovasi baru yang bermanfaat bagi sesama
  17. Menjadi pendakwah Islam sejati
  18. Ingin kuliah di luar negeri
  19. Menjadi peraih nobel
  20. Hidup mandiri sepenuhnya
  21. Menjadi pribadi yang disiplin dalam memanfaatkan waktu
  22. Rajin tahajud dan dhuha
  23. Menjadi pekerja sosial
  24. Menjadi pendonor darah
  25. Menjadi anak yang sholehah, berbakti pada orang tua
  26. Ikut PMDK
  27. Bisa naik sepeda motor
  28. Bisa menyetir mobil sendiri
  29. Berprestasi cemerlang di bidang akademik dan organisasi
  30. Ingin jago masak
  31. Menjadi pelari
  32. Bisa masuk CERN
  33. Menjadi astronom
  34. Menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana
  35. Menjadi kakak super
  36. Menjadi inspirator bagi banyak orang
  37. Menjadi pribadi yang berpendirian teguh
  38. Punya skipping
  39. Rutin olahraga tiap hari (jogging, uding)
  40. Bisa menyelesaikan keenam sisi rubik
  41. Ingin menikmati suasana malam cerah dari puncak menara Eiffel
  42. Menguasai qiro'ah sab'ah
  43. Ingin bisa diving, menikmati indahnya alam dasar laut
  44. Ingin bisa membuat robot
  45. Bisa masuk pyramid (kemudian keluar tentunya...)
  46. Bisa naik ke atas Sphinx
  47. Hiking (naik ke puncak gunung)
  48. Menikmati aurora secara langsung
  49. ...
<<will be edited when I get new dream(s)>>

Mana yang Lebih Penting: Proses atau Hasil?

Hola, amigos! Kali ini aku ingin berbagi pikiran dengan kalian. Apa yang kupikirkan ini timbul karena aku telah banyak melihat realita di dunia sekolah. Apa saja realita itu?

Wahid, banyak di antara kita, anak sekolah, yang masih sering keliru dalam membuat skala prioritas antara proses dan hasil akhir.

Itsnin, masih banyak murid yang sangat mengutamakan hasil akhir dan tak terlalu peduli pada proses. Benarkah tindakan seperti ini?

Tsalatsah, apakah nilai itu penting? Kenapa banyak sekali anak yang histeris ketika dapat nilai jelek dan ada yang senang berlebihan ketika nilainya bagus?

Hmmm, sebelum aku mulai sharingnya, aku tanya, sebenarnya apa itu sekolah? (yang pingin jawab silakan comment)

Menurutku pribadi, sekolah itu adalah sebuah lembaga formal untuk mendidik putra-putri bangsa demi masa depan yang cerah. Di sekolah, kita diberi warisan ilmu oleh para guru. Selain itu, sepantasnyalah guru juga mendidik muridnya bagaimana cara bersikap yang baik. Semua ini terangkum dalam kegiatan belajar mengajar setiap harinya. Tujuan orang tua sendiri ‘memaksa’ kita untuk pergi ke sekolah adalah untuk belajar, untuk menuntut ilmu.

Sekarang, lebih penting yang mana: proses atau hasil akhir???

Sobat, belajar itu sendiri adalah proses. Proses untuk memahami sesuatu yang baru. So, I think, proses itu lebih penting daripada hasil akhir. Kita harus lebih mengutamakan proses belajar ketimbang hasil belajar (yang biasa diinterpretasikan dengan nilai). Biasanya, kita masih lebih memikirkan hasil belajar kita (termasuk saya sendiri, saya akui itu). Misalnya saja, kita rela melakukan apapun demi nilai bagus, demi ranking. Kita rela belajar mati-matian supaya bisa jadi yang pertama di kelas, supaya bisa dapat nilai-nilai yang bagus. Buat orang-orang yang seperti ini, aku ingin berkata, “Sobat, niat kalian salah. Belajar itu bukan supaya jadi ranking satu. Belajar itu supaya paham. Dan sungguh sia-sia usaha kita, jika yang kita harapkan hanyalah prestis. Prestis hanya akan menghanyutkan kita hingga tanpa kita sadari, kita telah jauh dari-Nya. Seharusnya, semakin banyak ilmu yang kita pelajari, kita menjadi pribadi yang lebih dekat kepada-Nya, tambah iman dan taqwa kepada-Nya. Ayo benahi niat kita dalam menuntut ilmu…!”

Contoh yang lain, ada murid yang malas belajar. Mereka sering sengaja tidak mengerjakan PR. Mereka hanya mengandalkan teman mereka. Dengan kata lain, cuma bisa nyontek. Hari gini masih nyontek??? Ihh, nggak banget sih!!! Sekarang ini sudah tahun 2010, fren! Manusia sudah bisa terbang sampai ke bulan. Jarak sudah tidak jadi penghalang untuk saling berkomunikasi. Kita bisa musnah kalau hanya bisa nyontek! Jaman sekarang, kita harus kritis, kreatif, inovatif, dan percaya pada kemampuan kita sendiri!

Saya heran, kenapa ada anak yang nyontek saat ulangan? Sungguh saya tak mengerti pola pikir mereka. Kalau ingin dapat nilai bagus, kenapa nggak belajar sebelum ulangan?

Mungkin ada yang menjawab, “Aku itu sudah belajar. Tapi tetap saja tak bisa mengerjakan ulangan itu. Apa boleh buat. Nyontek adalah satu-satunya pilihanku.”

Sekarang saya bertanya-tanya, apa sih untungnya nyontek pekerjaan orang lain? Toh belum tentu pekerjaannya benar kan? Kalaupun ternyata pekerjaan orang tersebut benar dan kita (yang mencontek) dapat nilai bagus sesuai harapan, apakah kita bisa mengklaim nilai itu sebagai hasil usaha kita? Tidak, kawan! Itu sama sekali bukan hak kita.

Bagaimanapun, proses itu lebih penting karena proses bisa mempengaruhi hasil. Sedangkan hasil tidak akan bisa menggantikan manfaat yang kita peroleh dari menjalani suatu proses.

Ayo kawan, kita luruskan niat kita untuk belajar lillahi ta’ala (bukan demi ranking or prestis). Kalau niat kita sudah benar, insya Allah kita akan mengikuti proses belajar dengan sangat baik sehingga hasil yang diperoleh nanti juga bagus.

Sekian sharing dari saya. Afwan banget kalau banyak kesalahan. =)

PS: Nilai itu ada hanya sebagai pemacu semangat untuk terus mengikuti proses belajar dengan baik.