Sabtu, 19 Maret 2011

About MATURITY

Hoho.... Malem-malem gini masih melek... Maksain diri buat ngMP, sekaligus rehat [baca: menjauhkan diri] dari kesibukan mengerjakan tugas sekolah yang rasa-rasanya nggak ada habisnya meski setiap hari sudah dipaksakan untuk dilahap sedikit demi sedikit... Huft...

Topik kali ini adalah tentang kedewasaan, maturity...

Saya selalu kesengsem sama orang yang menurut saya 'dewasa'. Menurut saya, mereka itu cool alias keren. Ini nih pendapat saya tentang MATURITY:

  • When you can control the time you have, you are mature.
  • When you can kill the laziness inside yourself, you are mature.
  • When you can solve your problem without panic, you are mature.
  • When you do obey the God's rules, you are mature.
  • When you can survive without bothering other person so much, you are mature.
  • When you love someone but you can control it, you are mature.--->maksudnya nggak sampai terjebak dalam cinta buta
  • When you have many things to do and you can do it all professionally, you are mature.
  • When you can make money for yourself, you are mature.--->sama aja dengan bertahan hidup tanpa terlalu merepotkan orang lain, dalam konteks ini orang tua
  • When you can control your emotion, you are mature.
  • When you can interact with other people well, you are mature.
  • When you can control your desires, you are mature.--->ngontrol nafsu maksudnya
  • When you can survive without your family [ex: study abroad alone], you are mature.
  • When you know well your duties and do it all sincerely, you are mature.
  • When you aren't spoil anybody else, you are mature.
  • When you know your talents and you can make it useful [for you and human being], you are mature.
  • When you spend your days [even your holiday] to make something useful, you are mature.
  • When you can forgive people who hurts you without any desire to revenge, you are mature.

Yupz... itu opini saya tentang sesuatu bernama kedewasaan.

Jujur, saya mengakui bahwa saya belumlah dewasa. Saya masih sering bertingkah kekanak-kanakan. Tapi, saya sangat ingin menjadi pribadi yang dewasa. Saya pun memulai perburuan kedewasaan. Dan salah satu tangkapan saya dari perburuan tersebut adalah kata-kata ini:

Kedewasaan itu bukan masalah usia
atau pengalaman.

Kedewasaan itu masalah pengendalian diri.

Mau bicara yang kasar dan norak; tahan,
pikirkan akibatnya, bayangkan penyesalannya.

Mau marah; tahan dan tunggulah sebentar,
lalu sampaikan harapan Anda dengan sabar.

Selalu, hanya katakan dan lakukan yang baik, ... itu!
{Mario Teguh}


Well, sederhana memang... Hanya katakan dan lakukan yang baik. Namun saya kira prakteknya tidak akan sesederhana itu. Meski demikian, kita harus berusaha terus untuk mendewasakan diri sendiri. Karena kita tidak pernah tahu kapan usia kita akan berakhir, dan dengan memiliki kedewasaan, kita dapat mengisi hidup kita yang singkat ini dengan banyak hal yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Rabu, 16 Maret 2011

Explode [almost]

Warning: Postingan ini hanya berisi keluh kesah saya, curhat saya. Jadi, menurut saya, tulisan ini tidak memenuhi kriteria sebagai tulisan yang layak untuk dibaca. Kecuali jika anda sedang tidak punya kerjaan, hehe...

Huh, saat ini, saya merasa seperti orang yang mau bersin, tapi beberapa milidetik sebelum hal itu terlaksana, mendadak batal begitu saja.

Bisa anda bayangkan? Bagaimana perasaan anda jika hal ini terjadi pada anda?

Kalau saya yang merasakan: sebel, geregetan. Pasti nggak enak banget rasanya. Padahal dengan bersin, material asing yang ada di saluran pernafasan kita bisa dikeluarkan agar tidak merusak kenikmatan kita tiap kali ber-inspirasi dan ber-ekspirasi.

Saya merasa kalau saat ini saya mau meledak, tapi nggak bisa. Rasa-rasanya ada yang menahan keluarnya 'material asing' yang mengganggu hati dan pikiran saya.

Saya ingin teriak, selantang-lantangnya. Tapi saya masih cukup waras untuk menyadari bahwa lokasi yang saya tempati sekarang ini bukan tempat untuk teriak-teriak nggak jelas. Apa kata keluarga saya kalau tiba-tiba mereka mendengar saya screaming di kamar, atau kamar mandi? Bisa-bisa saya dikira kesurupan.

Saya pinginnya pergi ke suatu tempat yang sepi. Ke hutan di lereng gunung. Atau malah ke puncak gunung sekalian. Sendiri. Lalu berteriak di sana. Sekencang-kencangnya. Sampai suaraku habis, kalau dengan begitu 'material asing' yang mengganggu pikiran dan hatiku bisa dikeluarkan.

Hmph...

Minggu, 13 Maret 2011

French Nasheed

Saat ini, saya sedang merasa kesengsem... Eh, bukan kesengsem, tapi seneng banget, sama lagu-lagunya Maher Zain.

Dan.... yang membuat saya tambah excited, baru saja saya tahu kalau ada lagunya yang berbahasa Perancis. Judulnya Insya Allah (Incha Allah, tulisan Perancisnya). Langsung aja deh download.

Pas didengerin, saya langsung speechless. Saya dengerin sambil baca liriknya. Tapi beneran deh, saya nggak tahu lagunya udah sampai mana. Rasa-rasanya saya jadi buta huruf mendadak. Nggak bisa baca itu lirik. Tapi tetep aja, saya suka lagu ini, saya suka lagu-lagunya Maher Zein, sebagaimana saya suka lagu-lagunya Westlife.

Ini nih liriknya... (copas murni, tau deh bener apa nggak.... maklum ya, saya masih buta bahasa Perancis)

Si parfois tu as du mal à avancé si tu te sent seul,
si tu te sent paumé.
Quand la nuit s’éternise, que l’obscurité t’oppresse même désemparé, même si tu sais quelle voie suivre.
Ne baisse pas les bras et ne perd pas espoir car Allah est toujours proche de toi..

Refrain1:
Incha’allah..x3
Tu trouveras ta voie
Incha’allah..x3
Tu trouveras ta voie

Si parfois tu commet tans de fautes que pour te repentir tu pense qu’il est trop tard.
Tellement confus des mauvais choix que tu fais qui rend tout ton esprit et emplisse ton cœur de haut.
Ne baisse pas les bras et ne perd pas espoir car Allah est toujours proche de toi..

Refrain1

Vas vers Allah, il n’est jamais très loin, fais lui confiance lève tes mains et pris Ouh Ya Allah guide nos pas et protège nous de l’errance.
Tu es le seul qui puisse
‘nous montrer la voie’x4

Refrain2:
Incha’allah..x3
Nous trouverons notre voie
Incha’allah..x3
Nous trouverons notre voie

<<<English version>>>
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Refrain1:
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you can make one more mistake
You feel you can’t repent
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Refrain1:
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astraYou’re the only one that showed me
the way,
Showed me the way x2

Refrain2:
Insha Allah x3
Insya Allah we’ll find the way

Selamat menikmati.... =D

Sabtu, 12 Maret 2011

baru tahu kalo lagu Insya Allah yang dinyanyiin Maher Zain ada versi Prancis nya...!!

Ikhtiar Melawan Futur-isme

Mengarungi samudra kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa 'tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah 'kan menjadi saksi pengorbanan

Belakangan ini saya suka mendengar senandung haroki itu. Lirik dan hentakan lagunya penuh dengan semangat. Namun sayang, senandung ini belum bisa menuntun saya keluar dari lembah ke-futur-an.

Tugas-tugas sekolah yang menumpuk, saya telantarkan di kamar. Belum ada secuil niat pun untuk melahap mereka. Padahal deadline nya tinggal seminggu. Dan saya sadar sepenuhnya bahwa tugas-tugas ini adalah tanggung jawab saya. Bagian dari amanah orang tua. Serta salah satu jalan bagi saya untuk melaksanakan perintah Allah: menuntut ilmu.

Selain itu, kualitas ibadah saya juga sedang berada di kurva turun. Astaghfirullah...

Saya sudah berikhtiar untuk men-delete futur ini. Saya browsing artikel-artikel yang sekiranya bisa memotivasi saya. Saya baca lagi untaian kata penyemangat yang pernah saya berikan kepada teman. Salah satunya adalah ini:

"Jika kau bersikap lunak pada diri sendiri, maka dunia luar akan bersikap keras kepadamu. Jika kau bersikap keras pada diri sendiri, maka dunia luar akan bersikap lunak kepadamu."

Intinya, kita harus memaksa diri sendiri. Kita harus punya ambisi. Kita harus menerapkan disiplin militer terhadap diri sendiri.

Dan saya belum berhasil memaksa diri saya sendiri.

Motivasi lainnya, dari petuah imam Syafi'i:

"Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa,
Anak panah jika tidak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran."

Maksudnya, kita harus bergerak untuk mencapai tujuan. Kalau saya ingin tugas saya selesai, maka saya harus mengerjakannya. Tugas-tugas itu tak mungkin selesai dengan sendirinya.

Sekali lagi, saya belum berhasil memaksa diri untuk bergerak.

Tadi, saya juga memandangi piala-piala yang telah saya raih semenjak SD. Representasi kejayaan masa lalu saya. Namun kini?

Saya sadar bahwa prestasi saya sedang turun. Sering saya diikutkan lomba antar sekolah. Tapi saya mengikuti lomba itu tanpa mengharapkan kemenangan. Malah cenderung menyiapkan diri menerima kekalahan. Di mana semangat juang saya? Di mana semangat saya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan?

Astaghfirullah...

Jumat, 11 Maret 2011

Tentang Kuliah

"Nanti mau nglanjutin kuliah di mana? Fakultas apa? Jurusan?"


Bonjour... ^^

Belakangan ini, saya sering mengajukan pertanyaan di atas ke banyak orang. Mayoritas ke kakak kelas yang sekarang ini lagi menempuh UAS dan akan lulus semua tahun ini (aamiin). Selain itu, saya juga sudah mengajukan pertanyaan yang sama ke teman seangkatan.

Jawabannya bermacam-macam. Ada yang mau kuliah di univ dalam kota saja, ada juga yang mau merantau ke provinsi lain. Ada yang mau masuk Kedokteran, Teknik, FKIP, dll.

Tak jarang juga, setelah menerima jawaban, saya balik ditanya tentang kelanjutan studi. Dan, jawaban saya adalah:

"FMIPA, Matematika, insya Allah.... Pinginnya ke ITB, kalau nggak ya UGM..."

Then, kerap kali pula saya langsung dihadapkan pada wajah kebingungan, dan ditanya lagi:

"Memangnya besok mau jadi apa? Mau jadi guru ya? Koq masuk MIPA sih?"

Jujur ya, saya paling nggak suka dengan pertanyaan yang terakhir itu. Kenapa?

Karena motivasi saya masuk FMIPA adalah untuk lebih memperdalam pengetahuan matematika saya. Saya kuliah untuk menuntut ilmu. Bukan untuk mencari uang.

Bingung sekaligus frustasi karena belum bisa menjawab pertanyaan yang terakhir itu dengan argumen yang memuaskan, saya pun bercerita ke papi. Dan, alhamdulillah, saya tercerahkan dengan diskusi panjang tentang kuliah di sore itu. Ini nih, yang saya dapat dari si papi...

Belajar itu untuk apa sih?
Papi tanya, "Gimana do'a yang kamu baca sebelum belajar?"

Robbi zidni 'ilman nafi'an, war zuqni fahman

Ya, artinya: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu yang bermanfaat bagiku, dan anugrahi aku kefahaman."

See?? Belajar itu untuk mendapatkan ilmu dan kefahaman. Sama halnya dengan belajar di universitas.

Saya masuk MIPA, belum tentu juga jadi guru. Apalagi, sejak saat ini saya sudah minder duluan. Saya sering merasa kesulitan melakukan aktivitas transfer ilmu. Saya sering bingung kalau ada teman yang minta diajari inilah, itulah. Makanya, saya tak begitu tertarik dengan profesi guru.

Saya masuk MIPA karena saya sungguh penasaran sama yang namanya Matematika. Sejak kelas 2 SD, saya sudah akrab sekali dengan Matematika. Saya juga merasa, bahwa pengetahuan Matematika saya ini masih rendah sekali. Selain itu, saya merasa tertantang setiap kali bersinggungan dengan Matematika.

Kuliah dibawa seneng aja lah!
Bagaiman kalau kita dipaksa belajar? Pasti hasilnya kurang maksimal kan? Nggak semaksimal kalau kita belajar dengan hati senang dan sepenuhnya ikhlas.

Itulah yang saya cari di MIPA-Matematika. Saya sudah senang Matematika sejak kecil. Kemungkinan besar, saya tak akan merasa tertekan kuliah di MIPA.

Berbeda halnya kalau saya kuliah di Kedokteran. Sejak kecil saya tidak berbakat menghafal, dan oleh karenanya saya jadi malas setiap kali disuruh menghafal. Apalagi kalau hafalan biologi. Padahal, di Kedokteran kan banyak sekali yang musti dihafal. Bisa-bisa saya stress akut kalau kuliah di kedokteran.

Yang penting itu lifeskill...
Kita boleh mengambil fakultas apa saja. Yang penting sesuai dengan hati nurani kita. Namun, kita tidak boleh (atau lebih tepatnya tidak bisa) memaksa nasib.

Maksudnya?

Misal kita kuliah di FKIP. Setelah sekian tahun lulus, kita belum diterima di sekolah manapun sebagai guru. Lantas, apakah kita akan menganggur begitu saja? Apakah kita harus jadi guru untuk mendapatkan sepeser rupiah penyambung hidup?

TIDAK!!!

Selama belum mendapat pekerjaan tetap, kita bisa mencoba pekerjaan lain. Menjadi penulis lepas mungkin. Atau malah berwirausaha.

Contoh yang lain. Misalnya kita adalah lulusan Fakultas Kedokteran yang memiliki bakat untuk menjadi seorang aktor. Apakah kita dilarang mengasah bakat kita itu dan harus mengabdikan diri pada profesi yang sesuai dengan gelar sarjana yang telah kita sandang?

TIDAK!!!

Kita tetap boleh mengasah bakat itu. Bahkan kita juga bisa menggunakan bakat itu sebagai penyambung hidup.

Sekarang pertanyaannya adalah:

"Jika ada seorang sarjana MIPA-Biologi, misalnya, yang sekarang pekerjaan tetapnya adalah sebagai penulis, berarti dia rugi donk? Bertahun-tahun kuliah Biologi, tapi sekarang kerjaannya di dunia sastra..."

Kembali lagi ke niat kita. Kita sekolah dan kuliah untuk mendapat ilmu. Jikapun nantinya profesi kita tidak bersesuaian dengan studi yang pernah ditempuh (seperti pada kasus di atas), jangan pernah merasa rugi. Kita tetap bisa menerapkan ilmu yang telah kita peroleh di bidang-bidang yang lain (selain di lingkungan profesi).

Kehidupan ini luas dan mencakup banyak aspek. Oleh karena itu, kita harus menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Karena kita tidak pernah tahu rahasiaNya tentang masa depan. Semua ilmu yang telah kita peroleh, pasti akan bermanfaat bagi kita. Tergantung apakah kita bisa menggunakannya atau tidak. Seperti halnya mobil. Mobil akan sangat berguna jika kita ingin bepergian jauh. Tapi jika kita tidak bisa menyetir mobil, apakah mobil itu akan tetap berguna....??

Kamis, 10 Maret 2011

Harun Yahya - An Invitation to The Truth

http://harunyahya.com
Ilmu pengetahuan itu TIDAK bertentangan dengan agama. Mereka sejalan.

ALASKA: My Beloved Class, Elips

Assalamu'alaikum ya akhi wa ukhti!

Lama nian saya menelantarkan MP ini. Mumpung saya lagi dapet jatah libur sepuluh hari dari sekolah, saya ingin menuntaskan niat yang sudah lama bercokol di dasar hati: blogging!

Kali ini, saya mau berbagi cerita tentang kelas saya: ELIPS. We have had very good moments!!! Please enjoy my personal journal...

The Beginning
Kebersamaan kami dimulai pada awal tahun ajaran 2010/2011. Setelah upacara pembukaan tahun ajaran, kami langsung menuju ke kelas untuk berta'aruf dengan wali kelas baru (Bu Ana), mencatat jadwal baru, and of course membentuk kepengurusan kelas.

Hari pertama itu, personel kami belum lengkap coz ada beberapa temen yang sedang diamanahi menjadi panitia MOS dan ada juga yang belum balik ke Solo (FYI, ada banyak murid dari luar kota di ALASKA).

Dan hari itu, terpilihlah ketua kelas kami, Farid, dengan suara bulat. Hehehe, penunjukan ini boleh dibilang seperti pemaksaan dan dilakukan secara sepihak coz saat itu Farid sedang menjadi panitia MOS. Dia baru tahu kalau dia sudah dipilih menjadi ketua kelas sehari kemudian....

Saya sempat merasa kangen dengan kelas saya yang lama (X2) karena saya belum bisa mengakrabkan diri dengan kawan-kawan baru saya... Tapi sekarang, ew, saya jadi sayang dan cinta sekali sama ELIPS.

ELIPS itu...
~ELeven IPa Siji (XI A 1)

~Kelas yang kompak. Kompak buat bolos les bahasa Inggris. Kompak belajar Fisika di kelas sampai-sampai guru BK marah gara-gara merasa tidak diperhatikan. Kompak menghias kelas. Dll, dll...
~Satu dan tak terpisahkan (aamiin). Saat ada satu personel yang tidak hadir, maka rasa-rasanya ada yang kurang. Pasti langsung ada yang tanya, "Si A koq nggak dateng sih? Kenapa?". Waktu Bu Bendahara (Arin) sakit tifus, kita jenguk bareng-bareng. Kita tertawa bersama di rumah sakit, sampai sakit perut [kayaknya baru sekali itu deh, saya jenguk orang sakit dalam suasana yang full rame dan kocak]
~Berbhinneka. Ada macem-macem karakter di ELIPS. Tapi ada satu karakter yang dimiliki mayoritas personel: pinter ngebanyol. Selain itu, ada yang pendiem sampai-sampai jarang kedengeran suaranya di kelas. Ada yang super duper rame, yang sering memprovokatori kelas jadi gaduh. Ada yang ngantukan. Banyak yang aktif di organisasi sekolah. Ada juga yang masa bodoh sama organisasi sekolah. Nano-nano deh....

Memori Paling Fresh

~PK a.k.a Pertemuan Kelas (held on 4 March 2011 @Fian's house)
Janjiannya kumpul di sekolah jam setengah delapan. Tapi biasalah, baru kumpul semuanya jam delapan lebih. Saya yang memilih langsung ke TPK (Tempat Pertemuan Kelas), jadi satu-satunya kaum Hawa di Fian's house.

Setelah semuanya hadir di rumah Fian, langsung saja sie konsumsi membuka snack yang mereka bawa, mereka bagi menjadi beberapa piring, dan langsung disajikan. Yeah, bahkan sebelum acaranya dimulai, kita sudah makan snacknya duluan, ckckck...

Jadilah, saat acaranya sudah resmi dimulai, pasokan snack menipis. Sudah banyak piring-piring yang kosong. Salah satunya piring-piring yang ada di hadapan Anni the Mbadhoker. Ini nih buktinya...

Lihatlah dua piring kosong itu....
Dan Anni the Mbadhoker itu yang pakai kerudung cokelat...

Okey, cukup ceritanya buat ulah anak-anak perempuan. Sekarang, beralih ke ulah anak-anak cowok. Hoho, kalau yang ini, dibintangi oleh Ridho. Hari itu, dua kali dia tertangkap sedang 'bermesraan' dengan dua kawan jenis yang berbeda, ckck...


Tapi saya tak punya fotonya. Nanti deh, saya mintakan ke Arin dulu... Sementara itu, di tengah tausiyah yang disampaikan oleh bu Bairozi, Jasir the Strange bertingkah aneh [just like usual]. Dia menutup mukanya dengan jaket, seperti ini...

Maksude opo jal?


~Jalan Sehat ALASKA (held on 5 March 2011)
Sehari setelah PK, kita ikut jalan sehat yang diadakan oleh OSIS ALASKA. Event ini adalah puncak dari beberapa kompetisi antar kelas, such as lomba mading, lomba kebersihan dan kerapian kelas, dan lomba kekompakan kelas.

Untuk kekompakan, dinilai dari kekompakan masing-masing kelas saat mengikuti jalan sehat. Mulai dari dresscode hingga yel-yel yang diteriakkan / dinyanyikan di sepanjang jalan.

Tak disangka, tak dinyana, ELIPS dapat dua penghargaan: juara I lomba kebersihan dan kerapian kelas serta juara I kekompakan kelas...

Cowok yang paling kiri itu Farid, Pak ketua, mewakili ELIPS untuk menerima reward kelas terbersih dan terrapi...

Orang kedua dari kanan, Karim, memamerkan amplop berisi sejumlah uang yang kini menjadi milik ELIPS sebagai hadiah untuk peserta jalan sehat yang terkompak..

Sebenarnya, saya sama sekali tak menyangka kalau ELIPS akan menjadi juara satu di lomba kekompakan. Hehehe, tapi ternyata.... Kostum yang terbuat dari koran bekas dan aksi-aksi yang kami lakukan di sepanjang rute jalan sehat mampu membuat kas kelas kami bertambah gemuk. Ini nih kostum kami, the Gembelist...




Rasanya, sekarang saya jadi sayang sekali sama ELIPS... Dan saya yakin, kawan-kawan saya juga sayang ELIPS....

Oh iya, ada yang kelupaan... Ini nih mading kita, yang dibuat dengan hati terpaksa... Sebenarnya kita tak ingin ikut lomba mading, tapi karena diwajibkan ikut, terpaksa deh bikin mading. Hehehe, jadi nggak menang deh...
Sekian dulu ya....