Selasa, 31 Mei 2011

[Nasyid] Harris Isa - Karena NYA Aku Menolakmu




"Ini kisahku, saat dulu mengenal cinta semu
Cuma cerita pencarian jati diri anak manusia
Masa belia, serba ingin mencoba segalanya
Tanpa sadar, perangkap setan telah menanti di sana..."

Senandung ini termasuk salah satu dari senandung-senandung yang langsung saya sukai saat pertama kali dengar. Karena saya rasa, isinya itu pas sekali untuk saya: seorang remaja yang rentan terjangkit virus merah jambu.

Setidaknya, syairnya ini mampu menahan saya untuk bersikap 'lurus' .... Meski nafsu sering memuncak, tapi senandung ini seperti mampu menawarkan racun itu...

Kamis, 26 Mei 2011

[Personal Journal] Manusiakan Aku!

"Aku hanyalah manusia biasa yang mengejar pencapaian terbaik. Dan kuakui, aku beruntung karena sering mencapai posisi terbaik [menurut kalian]. Tapi, kuingatkan kalian, I’M STILL HUMAN. Special thanks untuk kalian yang menyadari itu dengan tidak menyuarakan hal-hal yang membuatku merasa aku bukan manusia."
[heraminerva.tumblr.com]

"Masak sih kamu salah?" atau "Kamu pasti bener deh." atau "Kamu aja salah, gimana yang laen? Pasti lebih parah."

Bagaimana sikapmu jika mendengar kata-kata itu diucapkan oleh teman-temanmu? Padahal saat itu kamu sedang sangat yakin bahwa kamu baru saja melakukan kesalahan? Bagaimana sikapmu dalam menghadapi orang yang telah asal menilai kamu tanpa mengenal kamu yang sebenarnya? Parahnya lagi jika penilaian mereka itu terlalu tinggi sehingga dapat membuatmu melambung sombong untuk lantas terjun bebas saat menyadari realita... Bagaimana perasaanmu?

This life is full of possibility. And I'm just an imperfect human with many mistakes. Even the Genius makes mistakes.

"I make mistakes like the next man. In fact, being--forgive me--rather cleverer than most men, my mistakes tend to be correspondingly huger."
[Albus Dumbledore]

To make a mistake is human. Jadi, saat kita menyatakan ketidakyakinan bahwa seseorang telah berbuat salah, secara tidak langsung kita telah meragukan eksistensinya sebagai manusia [in theory]. Begitupun sebaliknya, saat kita yakin sepenuhnya bahwa kita tidak mungkin melakukan kesalahan, berarti kita telah mengingkari kodrat kita yang sesungguhnya, kita telah bersikap takabbur. Na'udzubillahi min dzalik.



...to my friends... I do have lacks... have mistakes... so, please Manusiakan Aku! Thank you...

Jumat, 13 Mei 2011

Hidup Bagai Air yang Mengalir [???]

Jam pelajaran pertama di akhir pekan ini adalah Bimbingan Konseling, dan tema yang diangkat sang guru kali ini tak lain tak bukan adalah tes akhir semester sekaligus kenaikan kelas yang sudah tinggal menghitung hari.

Seperti biasa, sang guru menasihati semua muridnya untuk segera mempersiapkan diri, atur strategi belajar. "Terutama untuk pelajaran-pelajaran yang nilainya belum tuntas, kalian harus berusaha lebih keras lagi. Apalagi kalau itu adalah mapel jurusan. Jangan sampai kalian tidak naik kelas hanya gara-gara ada satu nilai mapel jurusan yang tidak memenuhi KKM."

Dalam ruang kelas itu, pasti banyak murid yang gerah atau risih mendengar sang guru berkali-kali menyebut kata 'nilai'. Sampai akhirnya, ada seorang murid yang menyuarakan kegerahannya.

"Sebenarnya apa yang kita cari dari sekolah ini, bunda guru? Kita mencari ilmu bukan? Lalu mengapa yang dipermasalahkan nilai terus?"

"Karena nilaimu menunjukkan kualitasmu, anakku. Nilaimu itu sebagai tolok ukur keberhasilan belajarmu, kesuksesan usahamu dalam menuntut ilmu."

"Tapi, menurut saya, sistem penilaian yang digunakan ini membuat angka-angka yang tertera di rapor itu tidak akurat untuk dijadikan tolok ukur. Mudah sekali mengecoh sistem itu untuk mendapatkan nilai dari jalan yang tidak halal."

"Itu masalah lain. Yang perlu kalian ingat, nilai yang didapat dari jalan yang tidak halal itu tidak akan barokah."

"Saya tidak suka sistem yang seperti ini."

"Jalanilah hidup seperti air yang mengalir. Ikutilah ke mana arus kehidupan membawamu dan hadapi apapun yang kau jumpai di jalan hidupmu."

"Mengapa kita tidak menjadi arusnya saja, bunda guru? Bukan air yang mengalir mengikuti arus?"

~~~~~~~~~~~

Filosofi hidup bagai air yang mengalir memang memiliki dua penafsiran yang berbeda.

Ada yang beranggapan bahwa hidup bagai air yang mengalir berarti hidup tanpa rencana, pasrah sepenuhnya pada takdir yang mengantarkan ke titik akhir.

Pendapat lain menyatakan bahwa yang dimaksud filosofi ini adalah hidup harus terus berjalan [mengalir], apapun yang terjadi. Jangan sampai kerikil-kerikil maupun karang dijadikan alasan untuk berhenti mengalir.

Meskipun tidak suka dengan sistem penilaian, murid tetap harus menghadapi dan menerimanya. Namun, sebagai murid yang berakhlaq, sepantasnyalah tidak mencurangi sistem tersebut. Di samping itu, dengan menyadari bahwa nilai tidak bisa menjadi tolok ukur yang akurat, jangan terlalu terpengaruh oleh nilai. Faktor keberuntungan juga sedikit banyak menentukan nilai. Saat mendapat nilai bagus, tetaplah rendah hati. Saat nilai terjun bebas dari ketinggian juga tak perlu ikut terjun ke lembah depresi.

The last but not least, yang penting adalah niatnya. Jangan pernah meniatkan sekolah hanya untuk mencari nilai. Karena angka-angka itu bisa dimanipulasi...

Jumat, 06 Mei 2011

Oase Motivasi

Kala aku sedang tenggelam dalam krisis semangat, menyerah kalah pada rasa malas, takdir membawaku pada beberapa untai kata yang mampu menamparku, menyadarkanku... Kuhayati kata-kata itu, dan di sana kutemukan banyak makna yang berharga... Inilah untaian kata-kata itu...

Ijinkan saya mengingatkan,
bahwa

CITA-CITA ADALAH IMPIAN YANG BERTANGGAL.

...Jika Anda telah memiliki impian,
berilah tanggal bagi pencapaiannya,
dan impian itu akan menjadi cita-cita.

Kemudian,
Anda tinggal menyusun urutan tindakan
untuk mencapainya pada tanggal itu.

Sehingga, semakin Anda menunda,
semakin tanggal itu terdorong menjauh.

Dan jika Anda malas,
semakin cita-cita itu menjadi tidak berarti.

[Mario Teguh]
~~~

Jika Anda hanya menginginkan yang kecil,
karena takut kecewa jika bercita-cita besar
lalu tidak tercapai;
mohon dijawab ini ya?

Jika Anda gagal, kapan gagalnya?

"Di masa depan."

Lalu mengapa Anda sudah berlaku
seperti sudah kecewa hari ini?

"Saya tahu diri."

Tahu diri bahwa Anda tidak mampu,
bukanlah perintah untuk mengecilkan cita-cita,
tapi perintah untuk meningkatkan kemampuan.

Hormatilah diri Anda.

[Mario Teguh]


Temukan maknanya sendiri.... 

Senin, 02 Mei 2011

[mencarimakna] Perfectionist

Nothing is perfect in this world, but the best does exist here, I know…
I want to be the best, so I often try to be perfect, am I wrong?
But, the way to get the perfection is hard, yeah…
And it drives me insane…
So, I’m often trapped in laziness…
On the end, I always hurt to race against the limit…
Apa perfeksionis itu? Apakah ia mengharapkan kesempurnaan?

Itu tergantung orang yang memilikinya (karakter perfeksionis). Tapi rasa-rasanya, mayoritas perfectionist people itu sebenarnya tidak mengharapkan kesempurnaan, melainkan berharap untuk menjadi yang terbaik di antara yang lain. Oleh karena itu, mereka berusaha meminimalisir kesalahan dan kekurangan dengan 'mengejar' kesempurnaan.

Pastinya, usaha dalam mengejar kesempurnaan ini tidaklah mudah. Banyak hal yang harus diperhatikan, harus teliti dalam melangkah. Dan apa jadinya jika karakter perfeksionis itu didampingi dengan sifat malas???

Rasanya menyiksa sekali... [source: pengalaman pribadi]

Diri ini seperti terbelah. Di satu sisi, kita ingin hasil kerja kita nantinya menjadi yang terbaik. Di sisi lain, kita malas menempuh tebing curam menuju puncak kesempurnaan yang memang tak mungkin dicapai namun harus tetap dikejar untuk jadi the best.

Akhirnya, seringkali hasilnya nanti jadi 'netral', not the worst nor the best, just so so...

So, what should we do in this case?

Mari berteori...

Pertama-tama, rancang step-step kita untuk mengejar kesuksesan. Kiasannya, kita tentukan rute yang akan kita tempuh untuk berusaha mencapai puncak kesuksesan.

Kedua, laksanakan step-step tersebut dengan disiplin. Misalnya saja, jika kita telah mentargetkan 100 langkah pendakian untuk satu hari, maka kita harus melaksanakannya, tak lebih tak kurang. Jika lebih, bisa jadi hasil akhirnya nanti kurang maksimal. Jangan terlalu ngoyo! Jika kurang, secepatnya dilunasi! Supaya pekerjaan tetap selesai tepat waktu.

Ketiga, refresh motivasi. Tak jarang pula [bahkan sering] di tengah pendakian kita merasa hilang harapan. Kita mulai meragu akan diri sendiri. Mulai merasa diri sendiri tidak akan bisa memenuhi target yang diharapkan. Itulah perlunya refresh motivasi. Caranya? Tergantung masing-masing individu dong... Tapi mungkin, cara ini bisa dicoba: membaca [get to know] kisah-kisah inspiratif orang lain, tak harus orang terkenal, boleh juga kisah-kisah teman kita sendiri. Cara lainnya lagi: mengingat kejayaan masa lalu. Misalnya saja, dulu kita pernah berhasil mendekati puncak kesuksesan, lalu kenapa sekarang tidak? Pasti bisa dong...

Keempat, jangan lupa berdo'a. Ora et labora. Ikhtiar tak lengkap tanpa do'a. Bagaimanapun kita ini manusia yang lemah. Yang perlu bantuan Sang Pemilik dan Penguasa Yang Maha Segalanya.

Kelima, kalau sudah sampai di limit tertinggi yang bisa dicapai, jangan pernah berpuas diri [sombong]. Ingat, di atas langit masih ada langit dan manusia bukan makhluk sempurna.

Yeah, semoga saja teori ini bisa diterapkan... =)