Senin, 29 Agustus 2011

C.O.N.F.U.S.E.D

Perbedaan ini, bikin bingung banyak orang.
Kalau yang berbeda hanya masalah mana yang lebih lezat, mana yang lebih cantik, mana yang lebih kaya, itu oke-oke saja.
Aku bisa mengabaikannya dengan mudah.
Tapi ini... Nyerempet soal keyakinan, soal agama.
Bahaya, kalau perbedaan ini melahirkan perpecahan.
Aku sungguh berharap, meski berbeda, kita tetap bisa bersatu.
Aku tetap berharap, agar bangunan Islam kita tetap kokoh.

Tapi, tak ingin kupungkiri juga, hatiku miris.
Sibuk menerka-nerka apa anggapan "orang lain" tentang hal ini?

Sang Teladan telah mengabarkan akan adanya banyak perbedaan ini.
Ia juga telah mewariskan banyak sabda.
Dan masing-masing orang punya alasan untuk mengokohkan pendapatnya.

Sungguh, sepandai-pandainya manusia ini, ilmunya tidak pernah mencapai nol-koma-sekian persen dari ilmu-Nya, Sang Penguasa Ilmu.
Manusia hanya bisa berikhtiyar.
Dan hanya DIA lah Yang Maha Benar.

~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~

Hmph... kalau lihat status sang Rembulan di sini, udah ada seleret cahaya yang dipantulkan dari matahari...
Tapi, kalau secara langsungnya sih, emang nggak kelihatan. Apalagi langit agak mendung.

Kalau udah kayak gini, rasanya pingin jadi anak kecil aja. Mereka nggak peduli lebarannya bareng atau beda. Yang mereka tahu hanyalah: saatnya untuk plesir bareng keluarga besar dan dapet uang banyak telah tiba... Senengnyaaa...

Kamis, 25 Agustus 2011

IPUNG 2

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Teens
Author:Prie GS

Karena telah dibuat jatuh cinta sama IPUNG 1, saya pun langsung menyambar IPUNG 2 begitu menjumpainya di rak perpustakaan sekolah tercinta =)


Seri ke dua dari kisah seorang IPUNG ini lebih memfokuskan cerita cinta tokoh utamanya. Berhubung tokoh utamanya memang bukan tokoh biasa, cerita cintanya pun juga tidak biasa.


Dikisahkan, Ipung juarrraaaaang sekali menghabiskan waktu untuk bermesraan dengan pacar cantiknya, Paulina. Bahkan di hari Minggu, ia lebih memilih berdiam diri di halaman sekolahnya, merenung seorang diri, tanpa Paulina.


Paulina pun sebal karena merasa diacuhkan. Ia juga sebal karena semakin hari, Ipung semakin populer. Sekeras apapun usaha Paulina untuk meningkatkan popularitasnya sendiri, selalu saja finalnya malah Ipung yang tambah tenar.


Merasa perlu mempertahankan eksistensinya, sekaligus menguji cinta Ipung, Paulina mengambil keputusan ekstrim yang langsung disetujui orang tua kayanya: pindah sekolah ke luar negeri.


Melihat adanya kesempatan untuk membalas dendam, Gredo yang sudah lama iri dengan keberuntungan Ipung, menggelar pesta perpisahan besar-besaran. Tujuannya hanya satu: menyaksikan Ipung kesakitan ditinggal pergi kekasihnya.


Menurut saya, Prie GS telah berhasil menghadirkan kisah cinta anak SMA yang lain dari biasanya: backstreet, putus-nyambung, hingga free sex. Berikut ini salah satu segmen yang saya suka...



.... Lagi-lagi kata cium diteriakkan dan disambut dengan koor massa.


"Cium... Ciummm... Ciuuuum!"


Ipung berhenti. Menatap Paulin. Teriakkan senyap. Ipung melangkah, mendekati Paulin. Papi gemetaran. Kalau anak itu berdemonstrasi di depan umum, mentang-mentang tengah menjadi bintang, ia akan melempar kutukan tujuh turunan.


Ipung memang sedang jadi bintang. Tetapi untuk berani mencium puterinya di depan umum begitu saja, walau atas nama persahabatan sekalipun, adalah pelecehan tingkat tinggi. Ipung terus mendekat. Semua tegang menunggu.


Ooo Ipung hanya mendekati mikrofon Paulin, menyambarnya. Dan berkata dengan tegas dan tenang, "Sebagai manusia biasa, saya pasti ingin menciumnya. Tapi maaf, Paulin bukan muhrim saya!" (halaman 118-119)



Ipung memang bukan karakter anak SMA biasa!


Penuh dengan ironi, Prie GS mengantarkan kita pada pembuktian teori psikoanalisa Sigmund Freud: "Prestasi manusia terjadi, karena keinginan dipuji lawan jenisnya semata." [Ini bener-bener ngena ke hati saya...]


Ending seri ini pun juga merupakan ending yang cerdas: kembalinya Ipung kepada Sang Pemilik Cinta, bersama segenap kegalauan hatinya.


Recommended buat semua yang sedang jatuh cinta, namun belum siap menempuh jalur cinta yang diridhoi-Nya (menikah), buat semua yang merasa sedang terserang cinta lokasi di kampus putih abu-abu...



Selasa, 02 Agustus 2011

Senin, 01 Agustus 2011

Just a Personal Journal {sekalian promosi Maidany}


image taken from here

Siang-siang hari puasa pertama... Kondisi badan agak aneh: tangan dan kaki dingin, kepala agak pening [mungkin ini efek samping males-malesan selama libur sekolah] ditambah lagi suasana hati yang tak terdefinisi... Kalau pakai bahasanya mbak Zidnie: moodnya lagi ndlosor, sor, sor [moodnya jatuh banget] 


Gara-gara cucian piring sisa sahur belum tersentuh dan si mami mulai nggak nyante, kupaksa diri yang malas ini buat babat habis alat-alat makan dan masak ituh. Berharap agar beban di hati agak berkurang, sambil nyupir, kuping disumpel pakai earphone, setel acara favorit di radio favorit: MH FM [92.1]


Tak lama kemudian, ada senandung bagus yang diplay sama kak siar. Judulnya Jangan Jatuh Cinta, dinyanyiin sama Maidany. Ini dia nih mood booster aku hari ini. Habis denger senandung ini, suasana hati jadi lebih baik, gak tak terdefinisi lagi...


Ini lirik senandungnya...


Di sini pernah ada rasa simpati

Di sini pernah ada rasa mengagumi

Rasa ingin memilikimu

Memasukkanmu ke dalam hati ini

Menjadi penghuni...


Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati

Untuk mencari pembenaran diri

Namun ternyata semua hanya permainan nafsu

Untuk memburu cinta yang semu

Aku tertipu...


Tuhanku berikanku cinta yang Engkau titipkan

Bukan cinta yang pernah kutanam [2x]


Aku ingin rasa cinta ini

Masih menjadi cinta perawan

Cinta yang hanya aku berikan

Saat ijab qabul telah tertunaikan [2x]


Tuhanku berikanku cinta yang Engkau titipkan

Bukan cinta yang pernah kutanam [2x]


Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan

Bukan cinta yang kutanam [2x]


Tuhanku berikanku cinta yang Engkau titipkan

Bukan cinta yang pernah kutanam

Pada seseorang...

Pada seseorang...

Pada seseorang...

taken from liriknasyid.com, dengan sedikit perubahan


Oooo, berarti hatimu galau gara-gara cinta?


Hmmm, nggak tau juga. Bukan, rasanya bukan gara-gara cinta. Cuma lagi GR aja.


Saya sadar kalau saya masih kecil. Belum saatnya lah mikir cinta-cintaan. Mending juga mikir karya tulis, mikir ujian kelulusan, mikir mau kuliah di mana entar.


Tapi rasa GR itu datang begitu saja.


Sebenarnya pingin nyalahin orang yang udah bikin saya GR. Ah, tapi nggak ada gunanya juga. Mungkin aja dia nggak sengaja bikin saya GR. Dan, memang saya akui, saya ini orangnya gampang GR. Jadi, ini bukan sepenuhnya salah dia dong...


Tambahan lagi, di awal senandung itu ada sedikit renungan. Kurang lebih gini bunyinya...


...bukan untuk melihat, bukan hanya untuk memikirkan bahwa dirinyalah yang terbaik bagi kita. Namun, untuk mempersiapkan, sehingga jika suatu saat kelak Allah telah berikan kepada kita satu yang tepat untuk diri kita, kita akan komitmen dengan dirinya...

...sahabatku, para pecinta sejati bukanlah ia yang mengumbar-umbar pesona cintanya. Namun, para pecinta sejati adalah ia yang siap untuk komitmen memberikan cintanya hanya untuk yang halal bagi dirinya...

...saudaraku, mari kita bangun cinta, hingga cinta kekal sampai surga...


Alhamdulillah, makasih ya Rabby sudah menakdirkanku berjumpa dengan senandung ini tadi siang. Sekarang hatiku udah tertata lagi, nggak berantakan lagi...