Jumat, 04 Oktober 2013

Nostalgia Masa Perjuangan



“Teh, koq bisa pinter sih?”
“Kalau aku mah udah dilupa-lupain dah…”


Itu sepenggal kalimat yang dilontarkan gadis berseragam putih abu-abu itu. Ya, dia siswi kelas 12 SMA, yang pastinya sekarang lagi menjalani masa-masa hectic menjelang ujian nasional. Malam itu, dia meminta waktuku untuk konsultasi PR matematika, bab Integral. Di sela-sela penjelasanku itulah kalimat-kalimat di atas ia lontarkan.

Tanggapanku:
“Aku kan lebih duluan mempelajari materi ini daripada kalian. Otomatis aku udah lebih banyak latihan. Yaaa, kata lainnya aku lebih berpengalaman dalam hal ini kalau dibandingin sama kalian.”

Tanggapan yang ngga mudah sebenernya. Oke, mulutku emang berkata demikian. Tapi siapa yang bisa menjamin hatiku tidak meninggi (maksudku jadi tinggi hati gitu :3) gara-gara kata-kata yang ia lontarkan. Ya Allah, jangan biarkan hamba-Mu ini jadi orang yang sombong ya… aamiin.

Hmmm, berhubungan dengan anak-anak kelas 12 membuatku berpikir. Betapa energi mereka banyak sekali. Aku ingat masa-masaku dulu saat menyandang predikat siswi kelas 12 SMA: setiap Jum’at tetep masuk sekolah demi tambahan pelajaran Matematika (ya, SMAku liburnya bukan hari Minggu, tapi Jum’at), pulang sore gara-gara tambahan pelajaran, baru nyampe rumah langsung mandi dan siap-siap berangkat les lagi, berangkat pagi demi tambahan jam ke-0, menghabiskan waktu dengan buku-buku latihan soal, belajar dini hari di saat rumah sepi karena semua anggota keluarga yang lain masih tidur, dll. Aku yakin, kegiatan adik-adikku yang kelas 12 itu juga tak jauh beda dengan kegiatanku dulu pas kelas 12. Bahkan mereka masih pakai seragam malam itu. Pertanda bahwa mereka belum sempat pulang ke rumah. Sesampai rumah mereka juga masih harus belajar atau mengerjakan PR untuk keesokan hari. Subhanallah…

Betapa mereka benar-benar harus memanfaatkan waktu yang ada dengan optimal.

Sedangkan aku, selama menjalani kuliah semester ini, merasa banyak banget waktu yang tak termanfaatkan dengan baik: dateng kuliah tapi nggak merhatiin dosen ngomong apa (gegara udah nggak ngerti sejak awal, jadi males dengerin ), suka nunda-nunda ngerjain tugas, kebanyakan tidur di kos, dll. Astaghfirullah…

Pinginnya kalau nggak merhatiin dosen pas kuliah tuh ya waktunya dipake buat do something yang bermanfaat, bukannya buat bengong nggak jelas. Tapi nggak bisaaaaa… Mau ngapain coba? Nyalain laptop terus ngoding atau baca-baca diktat kuliah? Yakali….! Nggak enak lah sama dosennya.. Hmm..

Balik lagi ke topik anak-anak kelas 12 tadi. Saat ini, mereka lagi berjuang keras dan mereka nggak bisa berjuang sendirian. Perlu perjuangan juga dari orang-orang di sekitar mereka: guru-guru yang bersedia memberi bimbingan saat mereka butuh, orang tua yang selalu menyemangati, teman-teman seperjuangan yang saling menguatkan, dll. Aku, sebagai tutor mereka, merasa bahwa aku juga harus ikut berjuang. Caranya dengan membantu mereka untuk lebih memahami pelajaran. Aku melihat peluang untuk diriku bisa bermanfaat bagi orang lain di sini. Aku ingin berkontribusi dalam pencapaian sukses mereka. Ya Allah, luruskan niatku dalam membantu mereka dan ridhoi setiap usaha yang mereka lakukan, aamiin.


Bandung, 3 Oktober 2013