Jumat, 18 Juli 2014

Jadi Pemilih di Tanah Rantau

Sebenernya konten ini aku tulis habis nyoblos tanggal 9 Juli kemarin.. tapi baru sempet dan inget ngepost sekarang, hehe... enjoy my story!

--

Akhirnya 9 juli datang juga brooo… setelah semua kampanye putih, hitam, positif, negatif berseliweran, bentar lagi bakal ada presiden baru di Indonesia. Yah siapapun yang menang, semoga orangnya bisa menjalankan amanah dengan sangat baik, aamiin

Jadi, lagi-lagi pemilu kali ini saya harus mengurus pindah DPT gegara gak bisa nyoblos di kampung halaman (alesan jujurnya adalah sayang duit kalau harus bolak-balik Bandung-Solo demi nyoblos yang satu hari ini doang). Iya, di pemilu legislatif yang kemarin saya juga ngurus pindah DPT dulu beberapa hari sebelum hari pencoblosan. Untungnya, di dua kesempatan itu ada 'jasa' pemindahan DPT secara kolektif di kampus, lumayan nggak bikin repot deh pokoknya.

Soal pemindahan DPT untuk pilpres ini sendiri, saya udah tau lamaaaa banget sih kalau ada pemindahan DPT kolektif dari kabinet Keluarga Mahasiswa. Tapi waktu itu, prosedurnya masih agak ribet. Beberapa hari kemudian, muncul pengumuman baru yang intinya kalau mau pindah DPT tinggal ngumpulin fotokopi KTP sama ngisi semacam data diri (bagian terpenting adalah alamat kos lengkap dengan RT dan RW). Mumpung gampang dan saat itu saya sedang di dekat sekre kabinet dan di dompet masih ada fotokopian KTP, langsung aja deh saya daftar buat pindah DPT.

H-3 pilpres, saya dan teman-teman belum dapat kabar apa-apa nih dari kabinet. Mulai was-was juga, takut gagal pindah DPT. Ternyata besoknya pengumuman yang dinantikan pun keluar. Semua yang mengurus pemindahan DPT lewat kabinet diminta mengambil form A5 keesokan harinya (H-1 pilpres).

Sebelum masuk ke antrian buat ngambil form A5, saya membaca pengumuman yang ditempel oleh teman-teman kabinet. Isi pengumuman itu adalah nama-nama pemilih yang berhasil pindah DPT beserta prosedur pemilihan untuk pemilih yang masuk DPT tambahan (ya, kami yang berhasil pindah DPT ini masuknya ke DPT tambahan yang prioritasnya dibawah DPT tetap dan DPT khusus. Jadi baru boleh nyoblos jam 12 siang ke atas karena surat suara yang ada diutamakan untuk kedua golongan tadi). Saya mencari nama saya dan ternyata saya kebagian nyoblos di TPS 6 Siliwangi. Oke deh… cus ngantri buat ngambil form A5.

Pas ngambil A5, mbak-mbak yang jaga lapaknya bilang kalau surat suara yang di Siliwangi itu terbatas jadi saya nggak perlu terpaku pada satu TPS. Kalau surat suara di TPS yang saya tuju sudah habis, saya boleh mencari surat suara di TPS lain yang masih punya sisa. Kalau di TPS lain nggak dapet surat suara juga, saya bisa ke kelurahan buat minta surat suara. Kalau di kelurahan habis, saya dirujuk ke kecamatan. Pokoknya saya harus memperjuangkan hak untuk bersuara ini.

Ckckck… ribet juga. Kalau di rumah sih enak-enak aja.. Bahkan TPSnya di samping rumah persis.

Malam pilpres saya masih belum tahu TPS 6 Siliwangi itu di sebelah mana. Saya lihat timeline twitter detakgerak juga belum ada info pasti soal lokasi-lokasi TPS di Siliwangi. Yaaaweees… saya pikir, besok pagi sajalah cari-cari info lagi.

Hari H pilpres, rencana buat keluar kos pagi-pagi dan mulai mencari letak TPS 6 Siliwangi berubah jadi wacana, hehe… jam 10 saya mulai cek LINE, di beberapa grup mulai rame, banyak yang tanya lokasi TPS juga, tapi kebanyakan TPS di daerah Dago.. Nggak ada yang ngomongin TPS Siliwangi. Pindah ke twitter detakgerak lagi dan…. Alhamdulillah, ada retweet-an dari salah seorang adik tingkat yang bilang kalau dia udah bisa nyoblos di TPS 5 Siliwangi. Pencerahan nih, pengalaman pileg kemarin, TPS dengan nomor berurutan biasanya letaknya deketan. Langsung saya kontak adik tingkat itu, tanya apakah TPS 6 deketan dengan TPS 5. Ternyata engga (dia nggak tau juga TPS 6 itu di sebelah mana), huhu… adik tingkat saya menyarankan untuk datang saja ke TPS 5 dan tanya ke petugas yang di sana.

Saya cek twitter lagi, dapat pencerahan lagi. Jadi, di form A5 saya itu tertulis saya kebagian nyoblos di TPS 0 Lebak Siliwangi. Nah, TPS 0 ini nggak ada fisiknya. Maksudnya adalah saya bisa nyoblos di TPS manapun asal masih di daerah Siliwangi dan masih punya surat suara sisa. Yes, mending saya ke TPS 5 saja yang udah tau lokasi pastinya, muehehehehe…

Form A5-ku

Sampai di TPS 5 ternyata sudah ada mbak-mbak sekosan yang lagi nunggu giliran milih juga. Saat itu masih jam 11.15. Kami, para pemilih yang masuk DPT tambahan, baru bisa milih mulai jam 12. Oke deh, ditunggu sajaa..

Pas nunggu, ngobrol-ngobrol sama mbak Tika (yang sekosan sama saya). Ternyata dia dan teman-temannya udah keliling-keliling di beberapa TPS dari pagi. Terus tiba-tiba datang 2 orang perempuan lagi. Pemilih tambahan juga rupanya, dan mereka bilang mereka juga udah mengunjungi beberapa TPS sebelum sampai di TPS 5 Siliwangi ini. Subhanallah, mereka benar-benar berjuang untuk bersuara, tidak seperti saya yang cenderung pasif dan pasrah X|

Adzan dhuhur berkumandang. Tiba-tiba dua orang berseragam hijau menggotong satu kotak suara keluar TPS. Nahlho? Koq dibawa keluar? Jangan-jangan surat suaranya sudah habis…? *siap-siap kecewa*

Tapi ternyata kotak suara itu mau dibawa ke rumah warga yang sakit supaya mereka tetap bisa menggunakan hak pilihnya walau tak bisa datang ke TPS.

Tak lama kemudian, kami para pemilih tambahan dipanggil masuk ke ruangan pemungutan suara. Form A5 kami pun dikumpulkan untuk didata terlebih dahulu. Pas mbak Tika dipanggil, petugas meminta fotokopi KTP. Ternyata selain form A5, pemilih tambahan ini harus mengumpulkan fotokopi KTP juga. Jengjeng! Di dompet saya sudah tidak ada stok fotokopian KTP. Wadhuuh, harus fotokopi dulu nih (mulai ngebayangin harus jalan kaki nyari fotokopian yang buka terus segera balik ke TPS sebelum kehabisan surat suara).

Tapi petugas KPPS itu langsung memanggil bapak-bapak berseragam hijau dan minta tolong supaya beliau memfotokopikan KTP kami. Alhamdulillah, satu kemudahan lagi yang saya dapatkan..

Begitu KTP selesai difotokopi, saya serahkan ke KPPS. Selang beberapa menit saya pun dipanggil untuk nyoblos. Aaaah, finally…

Nyoblos juga ^^

Pas mau pulang, saya dan mbak Tika mendekati bapak-bapak berseragam hijau yang tadi memfotokopikan KTP kami. Kami ingin mengganti biaya fotokopi tadi. Tapi kata beliau nggak usah diganti. Alhamdulillah… semoga mendapat balasan yang lebih baik dari Allah ya, Pak :)

Sekian ceritaku soal pilpres tahun ini. Semoga siapapun presiden terpilih nanti, bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, aamiin

--

Terus, kemarin-kemarin denger berita kalau pencoblosan di beberapa daerah diulang gara-gara ada kecurangan. Nah lho, di TPS tempatku nyoblos kemarin diulang juga nggak ya? Kalau diulang, terus aku nggak tahu, sama aja aku kehilangan suara dong di pemilu kemarin ._.

semoga aja nggak deh..


Bandung, 18 Juli 2014
"Bentar lagi pulkam~~"