Jumat, 24 April 2015

Karena Orang Lain

"Berterimakasihlah pada ia yang pernah kamu kagumi, karenanya kamu pernah berusaha memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik" 
[taken from my Tumblr dashboard, tapi lupa siapa yang nge-share]

---

Sore itu, mentoring diisi oleh mentor pengganti karena teteh mentor yang sebenarnya sedang sibuk mempersiapkan proses penggenapan setengah agamanya, cieee :)

Bertempat di selasar masjid kampus yang sore itu ramai dengan anak-anak SMP-SMA yang sedang belajar bersama. Sempat mager juga jalan dari gedung kuliah (labtek V) ke masjid kampus. Biasanya juga mentoring-nya di labtek V. Tapi khusus yang kemarin di masjid kampus.

Diawali dengan tilawah seperti biasa. Lanjut ke sesi perkenalan. Teteh mentor pengganti memperkenalkan dirinya dengan cukup detail. Setelah itu kami diminta bergiliran memperkenalkan diri masing-masing.

Masuklah ke sesi materi. Materi yang dibawakan adalah tentang ikhlas. Sebenarnya, kelompok mentor kami sudah pernah membahas tentang materi itu (mungkin sekitar 2 atau 3 minggu yang lalu). Namun tak ada satu pun dari kami yang menyampaikan ke teteh mentor pengganti tentang hal ini. Si teteh pun melanjutkan penyampaian materinya.

Saat si teteh sampai ke sub bahasan mengenai niat, tiba-tiba saja saya teringat quote di atas. Lalu ingat bahwa dulu saya pernah melakukan perbuatan-perbuatan baik karena ada orang lain. Orang lain yang menurut penilaian saya adalah orang baik, sangat baik hingga membuat saya jatuh kagum. Dan saat jatuh kagum itu, saya jadi punya motivasi untuk mengikuti amalan-amalan baik orang tersebut. Demi memantaskan diri. Laki-laki baik jodohnya perempuan baik kan...? Hehe..

Berarti saya nggak ikhlas dong?

Pikiran itu berputar di kepala saya selama si teteh masih menyampaikan materinya. Saya berharap si teteh selesai menyampaikan materinya sebelum adzan maghrib sehingga saya punya kesempatan untuk mengutarakan pikiran itu. Saya tahu, kalau hal yang saya lakukan dulu itu tidak bisa dibilang ikhlas karena saya melakukan amalan-amalan baik bukan semata-mata karena Allah. Saya tahu. Tapi saya ingin tetap meminta pendapat dari si teteh. 

Alhamdulillah, I got the chance...

Pendapat si teteh adalah: nggak apa-apa kita jalankan saja amalan baik itu. Walau niatnya belum lurus, tetap lakukan saja. Sembari jalan sembari kita berusaha meluruskan niat. Jangan nunggu niatnya lurus sebelum melakukan suatu kebaikan, nanti bisa-bisa malah batal melakukan kebaikan itu.

Kakak-kakak sekelompok mentor juga menyampaikan pendapat mereka. Menurut kak A, ya nggak papa lakuin aja kebaikan itu. Walau niat belum bener, siapa tau kebaikan yang kita lakukan itu bisa membawa kebaikan bagi orang lain juga.

Okee dee..


Bandung, 24 April 2015
...sedang ingin melakukan suatu kebaikan untuk menyamakan kemampuan dengan seseorang, tapi koq kayaknya berat ya?