“Teh, koq bisa pinter sih?”“Kalau aku mah udah dilupa-lupain dah…”
Itu sepenggal kalimat yang dilontarkan gadis berseragam
putih abu-abu itu. Ya, dia siswi kelas 12 SMA, yang pastinya sekarang lagi
menjalani masa-masa hectic menjelang ujian nasional. Malam itu, dia meminta
waktuku untuk konsultasi PR matematika, bab Integral. Di sela-sela penjelasanku
itulah kalimat-kalimat di atas ia lontarkan.
Tanggapanku:
“Aku kan lebih duluan mempelajari materi ini daripada
kalian. Otomatis aku udah lebih banyak latihan. Yaaa, kata lainnya aku lebih
berpengalaman dalam hal ini kalau dibandingin sama kalian.”
Tanggapan yang ngga mudah sebenernya. Oke, mulutku emang
berkata demikian. Tapi siapa yang bisa menjamin hatiku tidak meninggi (maksudku
jadi tinggi hati gitu :3) gara-gara kata-kata yang ia lontarkan. Ya Allah,
jangan biarkan hamba-Mu ini jadi orang yang sombong ya… aamiin.
Hmmm, berhubungan dengan anak-anak kelas 12 membuatku
berpikir. Betapa energi mereka banyak sekali. Aku ingat masa-masaku dulu saat
menyandang predikat siswi kelas 12 SMA: setiap Jum’at tetep masuk sekolah demi
tambahan pelajaran Matematika (ya, SMAku liburnya bukan hari Minggu, tapi
Jum’at), pulang sore gara-gara tambahan pelajaran, baru nyampe rumah langsung
mandi dan siap-siap berangkat les lagi, berangkat pagi demi tambahan jam ke-0, menghabiskan
waktu dengan buku-buku latihan soal, belajar dini hari di saat rumah sepi
karena semua anggota keluarga yang lain masih tidur, dll. Aku yakin, kegiatan
adik-adikku yang kelas 12 itu juga tak jauh beda dengan kegiatanku dulu pas
kelas 12. Bahkan mereka masih pakai seragam malam itu. Pertanda bahwa mereka
belum sempat pulang ke rumah. Sesampai rumah mereka juga masih harus belajar
atau mengerjakan PR untuk keesokan hari. Subhanallah…
Betapa mereka benar-benar harus memanfaatkan waktu yang ada
dengan optimal.
Sedangkan aku, selama menjalani kuliah semester ini, merasa
banyak banget waktu yang tak termanfaatkan dengan baik: dateng kuliah tapi
nggak merhatiin dosen ngomong apa (gegara udah nggak ngerti sejak awal, jadi
males dengerin ), suka nunda-nunda ngerjain tugas, kebanyakan tidur di kos,
dll. Astaghfirullah…
Pinginnya kalau nggak merhatiin dosen pas kuliah tuh ya
waktunya dipake buat do something yang bermanfaat, bukannya buat bengong nggak
jelas. Tapi nggak bisaaaaa… Mau ngapain coba? Nyalain laptop terus ngoding atau
baca-baca diktat kuliah? Yakali….! Nggak enak lah sama dosennya.. Hmm..
Balik lagi ke topik anak-anak kelas 12 tadi. Saat ini,
mereka lagi berjuang keras dan mereka nggak bisa berjuang sendirian. Perlu
perjuangan juga dari orang-orang di sekitar mereka: guru-guru yang bersedia
memberi bimbingan saat mereka butuh, orang tua yang selalu menyemangati,
teman-teman seperjuangan yang saling menguatkan, dll. Aku, sebagai tutor
mereka, merasa bahwa aku juga harus ikut berjuang. Caranya dengan membantu
mereka untuk lebih memahami pelajaran. Aku melihat peluang untuk diriku bisa
bermanfaat bagi orang lain di sini. Aku ingin berkontribusi dalam pencapaian
sukses mereka. Ya Allah, luruskan niatku dalam membantu mereka dan ridhoi
setiap usaha yang mereka lakukan, aamiin.
Bandung, 3 Oktober 2013