Sebenernya konten ini aku tulis habis nyoblos tanggal 9 Juli kemarin.. tapi baru sempet dan inget ngepost sekarang, hehe... enjoy my story!
--
Akhirnya 9 juli
datang juga brooo… setelah semua kampanye putih, hitam, positif, negatif
berseliweran, bentar lagi bakal ada presiden baru di Indonesia. Yah siapapun
yang menang, semoga orangnya bisa menjalankan amanah dengan sangat baik, aamiin
Jadi, lagi-lagi
pemilu kali ini saya harus mengurus pindah DPT gegara gak bisa nyoblos di
kampung halaman (alesan jujurnya adalah sayang duit kalau harus bolak-balik
Bandung-Solo demi nyoblos yang satu hari ini doang). Iya, di pemilu legislatif
yang kemarin saya juga ngurus pindah DPT dulu beberapa hari sebelum hari
pencoblosan. Untungnya, di dua kesempatan itu ada 'jasa' pemindahan DPT secara
kolektif di kampus, lumayan nggak bikin repot deh pokoknya.
Soal pemindahan DPT
untuk pilpres ini sendiri, saya udah tau lamaaaa banget sih kalau ada
pemindahan DPT kolektif dari kabinet Keluarga Mahasiswa. Tapi waktu itu,
prosedurnya masih agak ribet. Beberapa hari kemudian, muncul pengumuman baru
yang intinya kalau mau pindah DPT tinggal ngumpulin fotokopi KTP sama ngisi
semacam data diri (bagian terpenting adalah alamat kos lengkap dengan RT dan
RW). Mumpung gampang dan saat itu saya sedang di dekat sekre kabinet dan di
dompet masih ada fotokopian KTP, langsung aja deh saya daftar buat pindah DPT.
H-3 pilpres, saya
dan teman-teman belum dapat kabar apa-apa nih dari kabinet. Mulai was-was juga,
takut gagal pindah DPT. Ternyata besoknya pengumuman yang dinantikan pun
keluar. Semua yang mengurus pemindahan DPT lewat kabinet diminta mengambil form
A5 keesokan harinya (H-1 pilpres).
Sebelum masuk ke
antrian buat ngambil form A5, saya membaca pengumuman yang ditempel oleh
teman-teman kabinet. Isi pengumuman itu adalah nama-nama pemilih yang berhasil
pindah DPT beserta prosedur pemilihan untuk pemilih yang masuk DPT tambahan
(ya, kami yang berhasil pindah DPT ini masuknya ke DPT tambahan yang
prioritasnya dibawah DPT tetap dan DPT khusus. Jadi baru boleh nyoblos jam 12
siang ke atas karena surat suara yang ada diutamakan untuk kedua golongan
tadi). Saya mencari nama saya dan ternyata saya kebagian nyoblos di TPS 6
Siliwangi. Oke deh… cus ngantri buat ngambil form A5.
Pas ngambil A5,
mbak-mbak yang jaga lapaknya bilang kalau surat suara yang di Siliwangi itu
terbatas jadi saya nggak perlu terpaku pada satu TPS. Kalau surat suara di TPS
yang saya tuju sudah habis, saya boleh mencari surat suara di TPS lain yang
masih punya sisa. Kalau di TPS lain nggak dapet surat suara juga, saya bisa ke
kelurahan buat minta surat suara. Kalau di kelurahan habis, saya dirujuk ke
kecamatan. Pokoknya saya harus memperjuangkan hak untuk bersuara ini.
Ckckck… ribet juga.
Kalau di rumah sih enak-enak aja.. Bahkan TPSnya di samping rumah persis.
Malam pilpres saya
masih belum tahu TPS 6 Siliwangi itu di sebelah mana. Saya lihat timeline
twitter detakgerak juga belum ada info pasti soal lokasi-lokasi TPS di
Siliwangi. Yaaaweees… saya pikir, besok pagi sajalah cari-cari info lagi.
Hari H pilpres,
rencana buat keluar kos pagi-pagi dan mulai mencari letak TPS 6 Siliwangi
berubah jadi wacana, hehe… jam 10 saya mulai cek LINE, di beberapa grup mulai
rame, banyak yang tanya lokasi TPS juga, tapi kebanyakan TPS di daerah Dago..
Nggak ada yang ngomongin TPS Siliwangi. Pindah ke twitter detakgerak lagi dan….
Alhamdulillah, ada retweet-an dari salah seorang adik tingkat yang bilang kalau
dia udah bisa nyoblos di TPS 5 Siliwangi. Pencerahan nih, pengalaman pileg
kemarin, TPS dengan nomor berurutan biasanya letaknya deketan. Langsung saya
kontak adik tingkat itu, tanya apakah TPS 6 deketan dengan TPS 5. Ternyata
engga (dia nggak tau juga TPS 6 itu di sebelah mana), huhu… adik tingkat saya
menyarankan untuk datang saja ke TPS 5 dan tanya ke petugas yang di sana.
Saya cek twitter
lagi, dapat pencerahan lagi. Jadi, di form A5 saya itu tertulis saya kebagian
nyoblos di TPS 0 Lebak Siliwangi. Nah, TPS 0 ini nggak ada fisiknya. Maksudnya
adalah saya bisa nyoblos di TPS manapun asal masih di daerah Siliwangi dan
masih punya surat suara sisa. Yes, mending saya ke TPS 5 saja yang udah tau
lokasi pastinya, muehehehehe…
Form A5-ku |
Sampai di TPS 5
ternyata sudah ada mbak-mbak sekosan yang lagi nunggu giliran milih juga. Saat
itu masih jam 11.15. Kami, para pemilih yang masuk DPT tambahan, baru bisa
milih mulai jam 12. Oke deh, ditunggu sajaa..
Pas nunggu,
ngobrol-ngobrol sama mbak Tika (yang sekosan sama saya). Ternyata dia dan
teman-temannya udah keliling-keliling di beberapa TPS dari pagi. Terus
tiba-tiba datang 2 orang perempuan lagi. Pemilih tambahan juga rupanya, dan
mereka bilang mereka juga udah mengunjungi beberapa TPS sebelum sampai di TPS 5
Siliwangi ini. Subhanallah, mereka benar-benar berjuang untuk bersuara, tidak
seperti saya yang cenderung pasif dan pasrah X|
Adzan dhuhur
berkumandang. Tiba-tiba dua orang berseragam hijau menggotong satu kotak suara
keluar TPS. Nahlho? Koq dibawa keluar? Jangan-jangan surat suaranya sudah
habis…? *siap-siap kecewa*
Tapi ternyata kotak
suara itu mau dibawa ke rumah warga yang sakit supaya mereka tetap bisa
menggunakan hak pilihnya walau tak bisa datang ke TPS.
Tak lama kemudian,
kami para pemilih tambahan dipanggil masuk ke ruangan pemungutan suara. Form A5
kami pun dikumpulkan untuk didata terlebih dahulu. Pas mbak Tika dipanggil,
petugas meminta fotokopi KTP. Ternyata selain form A5, pemilih tambahan ini harus
mengumpulkan fotokopi KTP juga. Jengjeng! Di dompet saya sudah tidak ada stok
fotokopian KTP. Wadhuuh, harus fotokopi dulu nih (mulai ngebayangin harus jalan
kaki nyari fotokopian yang buka terus segera balik ke TPS sebelum kehabisan
surat suara).
Tapi petugas KPPS
itu langsung memanggil bapak-bapak berseragam hijau dan minta tolong supaya
beliau memfotokopikan KTP kami. Alhamdulillah, satu kemudahan lagi yang saya
dapatkan..
Begitu KTP selesai
difotokopi, saya serahkan ke KPPS. Selang beberapa menit saya pun dipanggil
untuk nyoblos. Aaaah, finally…
Nyoblos juga ^^ |
Pas mau pulang, saya
dan mbak Tika mendekati bapak-bapak berseragam hijau yang tadi memfotokopikan
KTP kami. Kami ingin mengganti biaya fotokopi tadi. Tapi kata beliau nggak usah
diganti. Alhamdulillah… semoga mendapat balasan yang lebih baik dari Allah ya,
Pak :)
Sekian ceritaku soal
pilpres tahun ini. Semoga siapapun presiden terpilih nanti, bisa membawa
Indonesia ke arah yang lebih baik, aamiin
--
Terus, kemarin-kemarin denger berita kalau pencoblosan di beberapa daerah diulang gara-gara ada kecurangan. Nah lho, di TPS tempatku nyoblos kemarin diulang juga nggak ya? Kalau diulang, terus aku nggak tahu, sama aja aku kehilangan suara dong di pemilu kemarin ._.
semoga aja nggak deh..
Bandung, 18 Juli 2014
"Bentar lagi pulkam~~"