Sabtu, 23 Mei 2009

Einstein Membantah Taurat & Injil, Einstein Mati Matanya Dijugil

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Wisnu Arya Wardhana
Albert Einstein, penemu teori relativitas, peraih hadiah nobel, dan juga pemikir nomor satu dunia pada abad ke-20. Namanya seringkali digunakan sebagai julukan untuk orang yang memiliki kecerdasan otak di atas rata-rata. Fotonya terpampang di mana-mana. Penemuan-penemuannya sangat bermanfaat bagi perkembangan iptek modern. Siapa yang tak mengenal dia?

Beberapa dekade ini, telah banyak buku yang mengulas segala sesuatu tentang Einstein. Mulai dari perjalanan hidupnya, penemuan-penemuannya, bahkan kehidupan beragamanya. Buku inilah salah satunya.

Buku yang ditulis dalam sepuluh bab ini, banyak mengulas tentang kehidupan beragama Einstein. Perlu diketahui, semasa kecilnya, Einstein hidup dalam dua agama, yaitu Yahudi dan Katolik. Karena ia bersekolah di sekolah Katolik—yang mewajibkan seluruh siswanya mempelajari agama Katolik—maka ia terpaksa mendalami kitab Injil Perjanjian Baru. Sedangkan orang tuanya yang Yahudi menginginkan agar suatu saat nanti Einstein menjadi pemeluk Yahudi yang taat. Orang tuanya mendatangkan guru privat untuk mengajarkan agama Yahudi kepada Einstein. Selama belajar agama Yahudi ini, Einstein harus mendalami kitab Taurat, yang tak lain adalah kitab Injil Perjanjian Lama.

Selama mendalami Injil dan Taurat, Einstein menemukan beberapa kejanggalan di dalamnya. Logika Einstein tidak dapat menerima kejanggalan tersebut. Pada awalnya, ia tak berani mengkritisi kejanggalan-kejanggalan yang ada di dalam Injil dan Taurat. Namun, setelah ia menjadi ilmuwan ternama, ia mulai berani mengutarakan gagasannya tentang kejanggalan-kejanggalan tersebut.

Seperti yang kita ketahui, kitab Injil—baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru—yang beredar sekarang sudah tak dapat dijamin keasliannya lagi. Kitab-kitab tersebut telah banyak diubah oleh manusia. Tak heran jika di dalamnya banyak kejanggalan yang tak dapat diterima logika karena kitab-kitab tersebut tidak lagi merupakan kitab yang diwahyukan oleh Allah.

Salah satu hal yang membingungkan bagi Einstein adalah masalah Trinitas. Di dalam Injil jelas-jelas disebutkan bahwa yang wajib disembah itu hanyalah Allah sedangkan Yesus hanyalah hamba Allah. Yesus juga tidak pernah menyuruh pengikutnya untuk menyembahnya, apalagi menyembah Trinitas! Lagipula, di dalam Taurat (Perjanjian Lama) disebutkan bahwa Tuhan yang wajib disembah adalah satu, esa. Bagaimana mungkin Trinitas yang terdiri dari Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Roh Kudus itu dianggap sebagai Tuhan yang esa?

Buku ini sangat menarik untuk dibaca bagi anda yang ingin mengetahui perjalan kehidupan beragama seorang ilmuwan besar penemu teori relativitas. Akankah Einstein menemukan agama yang sesuai dengan logikanya? Silakan baca buku ini untuk menemukan jawabannya!

Penulis (Wisnu Arya Wardhana) juga telah menyertakan ayat-ayat dari Al Qur’an maupun Injil yang relevan dengan materi yang sedang dibahas. Jadi, pembaca dapat membandingkan dan menyimpulkan sendiri manakah ajaran yang paling benar, ajaran yang sesuai dengan logika manusia.

Bagi kita umat Islam, membaca buku ini dapat meningkatkan keimanan kita, Insya Allah. Kita akan semakin yakin bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya kitab yang terjamin keasliannya. Satu-satunya kitab yang sejalan dengan logika dan perkembangan dunia modern karena jika ditelusuri lebih dalam, penemuan-penemuan manusia dalam bidang iptek sudah disebutkan di dalamnya.

Dari segi penulisan, buku yang ditulis layaknya karya-karya tulis lain ini terkesan kaku. Penulisan buku ini terpancang pada pembagian bab-bab yang ada. Penulis kurang berani memasukkan materi di luar pokok bahasan yang sudah ditentukan meskipun materi tersebut ada kaitannya dengan apa yang sedang dibahas.

Penulis juga terlalu sering melakukan pengulangan. Misalnya saja, setiap kali membahas hal-hal di dalam Taurat dan Injil yang tidak dapat diterima logika Einstein, penulis seringkali mengingatkan pembaca bahwa Einstein adalah pemikir ulung, selalu mengedepankan logikanya pada setiap kesempatan. Pengulangan semacam ini tidak perlu dilakukan mengingat Einstein memang sudah terkenal di kalangan masyarakat dunia. Pengulangan ini hanya akan membuat pembaca bosan, bahkan pembaca yang sudah tidak kuat menahan kejenuhan akan berhenti membaca buku ini. Hal ini amat disayangkan karena sebenarnya pesan yang dibawa buku ini sangat bermanfaat bagi kita semua.

6 komentar:

  1. emakin banyak dan meluasnya forum hujat menghujat antar agama, menimbulkan keprihatinan yang sangat mendalam di hati dan pikiran saya. Agama mengajarkan kita tidak boleh berburuk sangka. Jangan pula kita menjadi manusia yang suka menghujat dan mencaci maki dengan kata-kata yang kasar. Kita adalah manusia yang dikarunia akal pikiran untuk berbuat dan berbudi pekerti luhur, karena itu marilah kita bertutur kata sopan dan halus, tanpa mengurangi kebebasan, keberanian, dan daya kritis kita, sehingga terasa damai bagi orang yang mendengarkannya.

    Dengan ahklak yang baik, seseorang akan memiliki hati yang bersih, niat yang tulus dan selalu memegang amanah. "Nilai-nilai seperti ini sangat penting untuk diamalkan, agar kita tidak senantiasa hidup dalam suasana saling curiga-mencurigai satu sama lain.

    Kita harus terus-menerus membangun kesadaran kita akan pentingnya nilai-nilai ahklakul karimah. Nilai-nilai ahklakul karimah ini sangat penting untuk mewujudkan masyarakat damai dan sejahtera. Umat muslim harus terus membangun peradaban Islam yang tinggi dan mulia. Peradaban yang banyak memberikan solusi pada permasalahan umat manusia di dunia. Bukan malah sebaliknya, membangun peradaban saling menghujat antar agama.

    Mari saudara saudara sesama muslim, kita bersama-sama bangkitkan peradaban Islam kembali, sehingga Islam bukan hanya rahmat bagi semesta alam, tapi merupakan solusi bagi seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh ke-fana-an, memberikan banyak konstribusi menuju masyarakat yang adil, aman dan sejahtera. Insya Allah saya yakin, dengan kebersamaan dan ukhuwah kita, peradaban Islam seperti itu akan dapat kita bangun.

    Ingat : Bagiku Agamaku...... Bagimu Agamamu

    barang siapa yg menghujat agam lain, berarti sama dengan menghujat tuhan agama itu sendiri, bagi orang kristen yg menghujat islam adalah orang kristen yg terkutuk, sedangkan orang islam yg menghujat orang kristen adalah orang islam yang menghujat akan Allah nya sendiri, maka dari itu mari kita merenungi apa yg kira telah perbuat !!! jangan hanya bisa saling menghujat, apakah anda sudah menjalankan perintah agama kalian masing-masing dengan baik

    BalasHapus
  2. Semakin banyak dan meluasnya forum hujat menghujat antar agama, menimbulkan keprihatinan yang sangat mendalam di hati dan pikiran saya. Agama mengajarkan kita tidak boleh berburuk sangka. Jangan pula kita menjadi manusia yang suka menghujat dan mencaci maki dengan kata-kata yang kasar. Kita adalah manusia yang dikarunia akal pikiran untuk berbuat dan berbudi pekerti luhur, karena itu marilah kita bertutur kata sopan dan halus, tanpa mengurangi kebebasan, keberanian, dan daya kritis kita, sehingga terasa damai bagi orang yang mendengarkannya.

    Dengan ahklak yang baik, seseorang akan memiliki hati yang bersih, niat yang tulus dan selalu memegang amanah. "Nilai-nilai seperti ini sangat penting untuk diamalkan, agar kita tidak senantiasa hidup dalam suasana saling curiga-mencurigai satu sama lain.

    Kita harus terus-menerus membangun kesadaran kita akan pentingnya nilai-nilai ahklakul karimah. Nilai-nilai ahklakul karimah ini sangat penting untuk mewujudkan masyarakat damai dan sejahtera. Umat muslim harus terus membangun peradaban Islam yang tinggi dan mulia. Peradaban yang banyak memberikan solusi pada permasalahan umat manusia di dunia. Bukan malah sebaliknya, membangun peradaban saling menghujat antar agama.

    Mari saudara saudara sesama muslim, kita bersama-sama bangkitkan peradaban Islam kembali, sehingga Islam bukan hanya rahmat bagi semesta alam, tapi merupakan solusi bagi seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh ke-fana-an, memberikan banyak konstribusi menuju masyarakat yang adil, aman dan sejahtera. Insya Allah saya yakin, dengan kebersamaan dan ukhuwah kita, peradaban Islam seperti itu akan dapat kita bangun.

    Ingat : Bagiku Agamaku...... Bagimu Agamamu

    barang siapa yg menghujat agam lain, berarti sama dengan menghujat tuhan agama itu sendiri, bagi orang kristen yg menghujat islam adalah orang kristen yg terkutuk, sedangkan orang islam yg menghujat orang kristen adalah orang islam yang menghujat akan Allah nya sendiri, maka dari itu mari kita merenungi apa yg kira telah perbuat !!! jangan hanya bisa saling menghujat, apakah anda sudah menjalankan perintah agama kalian masing-masing dengan baik

    BalasHapus
  3. hLa trus maksud mati matanya dijugil??

    BalasHapus
  4. wah ini buku udah luama banget aku bacanya...

    kayaknya gini, pas einstein meninggal, mata sama otaknya itu diambil buad di teliti..

    BalasHapus
  5. whiih ..
    pgn liad..
    buku ne spo hay?

    BalasHapus
  6. bukune aa' [mar'atul haliymah] konco SMP

    BalasHapus