Jumat, 22 Oktober 2010

Wahai Jiwa, Jangan Kau Merasa Lelah!

"Oh, betapa aku telah usahakan yang terbaik,
masih saja ada cela dari mereka...
Aku lelah, dan cela mereka seakan ingin aku mati..."


"Wahai Jiwa, jangan kau merasa lelah!
Sejatinya kau tak boleh lelah, hingga kakimu menapak surga
Di dunia ini, biarlah sang Raga saja yang lelah..."


"Betapa aku telah lakukan banyak hal,
masih saja ada hal-hal lain yang harus kuselesaikan...
Sedang aku masih sakit, api semangatku padam...
Dan sang Raga juga masih letih..."


"Wahai Jiwa yang merasa sakit, yang semangatnya padam,
Biarkan Raga yang letih berbaring sejenak...
Itu adalah haknya sebagai hal yang tak abadi,
yang nantinya hancur jadi tanah...
Sedang engkau, wahai Jiwa...
Hakikatmu adalah abadi, mampu merasa hidup dunia dan akhirat
Maka, jangan kau merasa lelah, wahai Jiwa!"


"Betapa banyak yang membebani punggungku,
Berkali aku jatuh dan luka karenanya,
Aku telah bungkuk permanen,
Dunia ini jadi terasa semakin berat di pundakku..."


"Wahai Jiwa yang berkeluh kesah,
Jangan kau anggap apa yang di punggungmu itu sebagai beban,
Itu adalah bekal untuk tentukan hidup keduamu,
Manfaatkan dengan baik, 'tuk dapatkan Taman Terindah,
dan jauhi Api Terpanas..."


"Aku lelah dikejar Waktu,
Aku rindu saat untuk bersistirahat..."


"Wahai Jiwa, kini belum saatnya untukmu,
Lintasan larimu masih panjang,
Keluh kesah dan gerutu tak 'kan antar engkau ke finish,
Teruslah lakukan yang terbaik,
Jikapun cela tetap mendatangimu,
terimalah dengan lapang,
karena kau bukan Tuhan Yang Maha Sempurna..."

5 komentar:

  1. boleh komentar sedikit:

    maaf, setahuku jiwa tidak pernah lelah, pikiranlah yang sesungguhnya lelah juga tubuh yang tak kuasa lagi menerima kelebihan beban tersebut

    (pamit)

    BalasHapus
  2. terima kasih sekali sudah berkenan memberi komentar... =)

    saya juga sudah baca feedback di site anda... =)

    Jiwa dan Raga di atas adalah cara saya untuk menggambarkan keadaan diri sekarang ini... Sebagian dari diri saya sungguh merasa lelah dan pesimis, namun sebagian yang lain berusaha untuk tetap optimis dan giat berusaha...

    anyway, sekali lagi thanks atas masukannya... :D

    BalasHapus
  3. maaf, bukan menggurui,

    yang memberi optimis itu adalah Jiwa, pikiran dan tubuh kita lah yang lelah

    maaf jika sudah nyeletuk,



    tetaplah berdialog dengan jiwa, pasti perlahan kelelahan itu akan sirna. jangan biarkan pikiran menguasi segalanya, asuh sang pikiran dengan jiwa.

    Mari kita sama-sama belajar pada sang sepi

    BalasHapus
  4. saya tidak merasa digurui koq... saya senang dapat komentar dari anda [beneran nih, tadi pagi saya baca komen anda sambil senyum2 lho.. ]

    ~dan sekarang, api semangat saya mulai menyala lagi, menyinari harapan-harapan yang ada di setiap detik waktu~

    BalasHapus
  5. syukurlah, bahagia mendengar satu jiwa mulai bangkit...

    BalasHapus