Sabtu, 09 November 2013

Niat Belajar

"Kalian ngapain? Lagi belajar?"
"Iya dong...!"
"Ngapain belajar lagi? Semuanya sudah terlambat..."

Oke, saya jelaskan setting dialog di atas. Dialog di atas terjadi pada suatu siang setelah pekan UTS berlalu, saat saya sedang menunggu kuliah dimulai. Saya dan seorang teman dekat duduk di luar ruang kuliah sambil membahas ulang soal-soal UTS suatu mata kuliah (tepatnya saya bertanya cara mengerjakan soal-soal itu dengan benar ke teman saya). Lalu datanglah teman (cowok) saya yang lain dan terjadilah dialog di atas.

Respon saya setelah cowok ini mengucapkan kalimat terakhir itu adalah tertawa. Ya, karena dia begitu polos dan datar ekspresinya saat mengucapkan kata-kata itu. Padahal menurut saya kata-katanya itu hiperbolis.

Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, kata-kata itu membuat saya kembali bertanya-tanya kepada diri sendiri: apa sebenernya tujuan saya belajar? Apa tujuan saya kuliah? Apakah saya membahas ulang soal-soal UTS itu hanya supaya bisa mengerjakan soal-soal UAS dengan lebih baik sehingga bisa mendapat nilai lebih tinggi? Atau...?

"Tujuan belajar itu supaya kita paham dan bisa mengaplikasikan ilmunya atau supaya lulus ujian?"

Dari perenungan saya selanjutnya, saya juga jadi ingat salah satu materi agama yang saya terima saat masih belajar di sekolah menengah. Kurang lebih intinya seperti ini:

"Suatu amalan itu bergantung pada niatnya. Kalau niatnya untuk mendapat ridho Allah, ya itulah yang akan kita dapat. Tapi kalau niatnya untuk hal-hal duniawi, itu pulalah yang akan kita dapat."

Analoginya begini... kalau tujuan saya belajar cuma supaya dapat nilai bagus dan lulus ujian, ya mungkin saya akan mencapai tujuan tersebut tapi tidak benar-benar memahami materi yang saya pelajari. Karena saya bisa saja lulus ujian dengan hanya menghapal rumus tanpa tahu asal-muasalnya dari mana. Saya bisa saja lulus ujian hanya karena sedang beruntung dosen tidak membuatkan soal yang susah atau tidak saya mengerti. Saya bisa saja lulus ujian karena benar menebak jawaban untuk suatu soal. Walau sebenarnya pemahaman saya masih dangkal, saya bisa saja lulus ujian karena hal-hal yang saya sebutkan tadi. Setelah ujian berlalu pun kemungkinan besar saya akan 'lupa' akan materi-materi yang saya pelajari.

Beda ceritanya kalau saya belajar karena saya ingin benar-benar paham. Saya bisa lulus ujian karena saya memang benar-benar bisa mengerjakan soal yang diberikan, bukan dengan menerka-nerka, bukan karena keberuntungan belaka.

Mari luruskan niat belajar kita.... tidak ada angka yang bisa merepresentasikan pemahaman seseorang dengan tepat...


Bandung, 9 November 2013
badai tubes segera dimulai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar