Selasa, 07 Juni 2011

Kalau Sudah Begini, Siapa yang Salah?

"Hadhuuh, bahan tes buat besok banyak banget. Biologi enam bab!!! Mana aku belom menguasai materi sepenuhnya lagi... Bisa hafal gak ya dalam waktu semalam?" gerutu Luthfi di kamarnya.

Ia langsung menyiapkan buku diktat dan dua buku catatan biologi miliknya. Mau tak mau, ia harus menghabiskan malam ini dengan ketiga buku itu kalau ingin tes esok hari sukses. Menurutnya, Biologi adalah mata pelajaran yang agak sulit dipahami. Jangan-jangan, ini gara-gara memori otaknya sudah penuh dijejali rumus dan angka matematika-fisika? Entahlah...

Baru membaca beberapa halaman, mendadak Luthfi teringat sesuatu: kertas setengah HVS yang bisa jadi penolongnya malam ini, atau at least peringan bebannya lah...

Apalagi kalau bukan KISI-KISI. Yups... ibu guru yang baik hati, tidak sombong, dan suka menabung telah memberi semua muridnya lembaran sakti untuk menghadapi tes biologi. Tak tanggung-tanggung, kisi-kisinya begitu frontal. Murid yang punya intuisi tingkat menengah pun bisa menerka-nerka soal tesnya nanti hanya dari kisi-kisinya.

Langsung saja Luthfi mulai membuat ringkasan materi yang sesuai dengan kisi-kisi. Materi-materi yang tidak ada di kisi-kisi ia skip begitu saja. Paling hanya dilihat gambarnya saja, malas dia membaca tulisannya.

Menit berganti jam, dan tanpa terasa matahari sudah terbit kembali di ufuk timur. Seperti biasa, sebelum tes, Luthfi belajar bareng teman-teman sekelasnya di depan ruang tes yang masih digembok. Ternyata, semua temannya juga telah membuat ringkasan materi seperti yang dibuat Luthfi semalam. Mereka pun asyik menghafal bersama-sama, sesekali diselingi joke saat seseorang salah menyebutkan hormon apa berfungsi untuk apa.

Dan finally, tes pun dimulai. Kisi-kisi itu memang sakti! Perkiraan-perkiraan murid tentang soal yang akan keluar banyak benarnya. Hanya satu dua soal saja yang meleset dari perkiraan. It's okelah, nothing's perfect in this world, right?

Dua jam berlalu, tes selesai, dan beban Luthfi sirna sudah. Meski tidak expert dalam mapel biologi, namun Luthfi yakin ia akan mendapat score tinggi di tes ini. Teman-teman Luthfi pun juga merasa demikian. Mereka keluar dari ruang tes dengan wajah puas.

Tak dinyana-nyana, kelancaran mereka dalam mengerjakan tes biologi ternyata berujung pada masalah yang pelik. Cerita punya cerita, ada seorang pengawas yang menemukan kisi-kisi plus ringkasan materi milik seorang murid di koridor. Setelah mengetahui bahwa kisi-kisi itu sangat mencerminkan soal, langsung saja sang pengawas melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib [bukan polisi]

Hingga akhirnya, di sekolah Luthfi beredar rumor bahwa tes biologi akan diulang. Otomatis rumor ini sukses membuat banyak siswa langsung jerit-jerit, mengiba supaya tes jangan diulang lagi. Mereka sudah cukup stress untuk belajar [atau tepatnya menghafal] biologi lagi...

#####

Setelah membaca cerita di atas, apa yang ada di benak anda?

"...dasar anak-anak jaman sekarang, malas-malas semua. Tugas pelajar itu ya belajar. Belajarnya ya harus setiap hari donk! Jangan cuma mengandalkan sistem kebut semalam...!" >>>> 1st opinion

"...ihhh, siapa juga sih yang nyusun kurikulum biologi ini? Materinya kebanyakan woii..! Emangnya di sekolah kita cuma belajar biologi apa?!" >>>> 2nd

"...mau tes kok ngandelin kisi-kisi... Gurunya juga gimana sih, ngasih kisi-kisi kok ya beda tipis sama yang namanya bocoran soal. Kalau kayak gini caranya, kapan si anak bisa pinter... paling pinter menghafal doang..." >>>> 3rd

Itulah realita yang banyak terjadi di lembaga pendidikan kita: SEKOLAH.

Banyaknya materi yang harus dikuasai membuat murid-murid merasa tertekan dan bingung. Walhasil, they often get lost in some lessons...

Guru-guru yang bermaksud baik, supaya muridnya dapat nilai bagus [dan mungkin biar dianggap bisa menjadi guru yang baik] akhirnya memutuskan untuk memberi kisi-kisi yang sangat mirip dengan soalnya... Dan kalaupun nilai si murid masih kurang, sang guru akan dengan ikhlas memberi nilai sedekah...

Adanya pihak-pihak yang tidak pro dengan 'guru-guru yang bermaksud baik' tersebut... yang mencibir upaya sang guru, yaitu memberi kisi-kisi... serta menuntut murid untuk tetap menguasai mata pelajaran yang disyaratkan dengan cara yang 'lurus'...

Lalu dalam kasus ini, sebenarnya siapa tersangkanya?
{heraminerva}

Want to leave some words for this entry but don't have Multiply account? Don't worry, just post it to me via my ShoutMix [click here]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar