Sabtu, 13 Juni 2015

Penilaian dan Saling Mengingatkan

Pernah nggak sih merasa dikecewakan oleh orang lain saat kita mengetahui sisi buruk mereka?

Saya pernah.

Dulu, saya kenal dengan seseorang yang menurut saya keren dalam suatu hal. Saya kagum terhadap orang itu. Dan tanpa sadar, saya seperti menjadikannya panutan. Saya seperti terinspirasi oleh orang itu. Saya mulai melakukan hal-hal baik, tanpa disuruh.

Tapi, suatu ketika saya mendapat cerita soal masa lalu orang yang saya kagumi itu. Dan ternyata, masa lalunya bisa dibilang kurang baik. Dia pernah melakukan suatu hal yang menurut saya seharusnya tidak dilakukannya. Di situlah saya kecewa. Cerita mengenai masa lalu orang tersebut telah mengubah penilaian saya untuknya. Yah, bukan serta-merta jadi benci juga. Tapi tingkat kekaguman jadi menurun lah. Dan saya jadi sadar bagaimanapun orang yang saya kagumi itu adalah manusia yang pasti punya cacat.

Saya juga pernah berusaha mengenal seseorang, tidak secara langsung, namun melalui tulisan-tulisannya di blog. Setelah membaca sekian banyak post, dari yang terbaru sampai yang telah berusia tahunan, saya dibuat kagum oleh orang itu. Setelah mengenalnya lewat blog, saya mendapat kesempatan untuk berinteraksi juga dengannya, jadi bisa berusaha mengenalnya secara langsung. Dan setelah mengenal secara langsung, saya jadi merasa bahwa saya telah memberikan penilaian terlalu tinggi untuk orang tersebut, hanya dari tulisan-tulisannya di blog. Bisa dibilang saya agak kecewa juga karena mendapati kesalahan/cacat orang tersebut secara nyata.

Padahal kalau dipikir-pikir, wajar saja kan manusia melakukan kesalahan? Entah itu di masa lalu atau di masa kini...? Dan memangnya penilaian saya selalu benar...? Bisa saja kan ada hal-hal lain yang luput dari pertimbangan saya saat menilai seseorang..? 

Hal ini mengingatkan saya akan pertanyaan yang pernah melintas di kepala: bagaimana penilaian orang-orang terhadap saya? Menurut mereka, saya ini seperti apa sih?

Penasaran aja. Nggak pengen orang-orang menilai saya terlalu tinggi, nggak pengen mereka kecewa.

Terlepas dari itu semua, bukankah kita masih bisa saling mengingatkan agar terhindar dari kesalahan? Bukan tak mungkin kan seseorang melakukan kesalahan karena lupa, misalnya saja lupa sholat karena terlalu fokus bekerja. Untuk orang-orang yang telah kita nilai sebagai orang baik, reminder dari kita bisa menjaganya untuk tetap baik atau bahkan lebih baik lagi (di mata kita). Sedangkan untuk orang-orang yang kita nilai kurang baik, siapa tau reminder dari kita bisa membuatnya jadi lebih baik...

Mari saling mengingatkan :)


Bandung, 13 Juni 2015
...semoga reminder yang diberikan terhitung sebagai usaha mencegah kemunkaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar