Kamis, 09 September 2010

Diamku = Cintaku

Aku ini adalah tipe orang yang tanpa ekspresi [TE]. Meski sebenarnya di dalam hatiku ada berjuta warna perasaan, tapi tetap saja sangat sedikit, mungkin hanya berbilang belasan, yang mampu kuekspresikan kepada orang lain. Sehingga orang-orang itu mengerti apa yang kurasakan.

Begitu pula ketika hatiku memerah jambu. Terinfeksi virus cinta. Aku hanya diam. Tak berani aku ungkap rasa itu pada orang lain. Aku hanya memonopoli rasa itu untuk diri sendiri saja.

Itulah mengapa kuberi judul post ini dengan "Diamku = Cintaku"

Karena ketika aku jatuh cinta, aku sudah merasa cukup dengan menjadi Orang yang Jatuh Cinta Diam-diam [Marmut Merah Jambu, Raditya Dika]

orang yang jatuh cinta diam – diam, pada akhirnya selalu melamun dengan tidak pasti, memandang waktu yang berjalan dengan sangat cepat dan menyesali semua perbuatan yang tidak mereka lakukan dulu

orang yang jatuh cinta diam – diam harus bisa melanjutkan hidupnya dalam keheningan

pada akhirnya orang yang jatuh cinta diam – diam hanya bisa saling mendoakan, mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh

orang yang jatuh cinta diam – diam pada akhirnya menerima, orang yang jatuh cinta diam – diam paham bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang kita inginkan, terkadang yang kita inginkan bisa yang tidak sesungguhnya kita butuhkan, dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan .

orang yang jatuh cinta diam – diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.

Dan... semalam handphone ku berdering oleh sebuah sms dari seorang teman. Beginilah bunyinya:

Jika kau mencintainya, maka diamlah!
Karena diammu berarti menjaga kesuciannya, kehormatannya
Allah mendengar hatimu dalam diammu,
dan menghargai niatmu untuk menjaganya
jika belum tiba waktunya tuk ungkapkan
Jagalah cintamu dalam diammu!
Mungkin takdir menyatukan kalian dalam diam,
seperti disatukannya Ali dan Fatimah
Namun jika diam tidak menyatukan kalian,
tetaplah diam, karena diammu kan menjadi jalan bagi takdirmu
untuk Allah mengirimkan 'dia' yang lain sebagai jodohmu.
Hingga waktu itu tiba, tetaplah diam dalam cintamu!

Dan kini, aku pun semakin teguh untuk bertahan dalam diamku. Aku hanya akan mencintanya dari jauh. Hanya kan mencintanya dalam doa. Aku akan tetap diam, meski hatiku telah sangat merah jambu. Hingga saat yang tepat, telah datang kepadaku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar