Sabtu, 04 Januari 2014

Tidak Menunda, Bersyukur

Ini salah satu pikiran yang terbetik di benak saya saat sendirian mencuci piring di dapur. Tapi yang membetikkan pikiran ini bukan masalah cuci piring, bukan... Melainkan karena ada satu tugas yang saya rasa sudah saya selesaikan. Dan saya jadi merasa lebih ringan untuk bersyukur atas tugas itu.

Jadi, apa pemikiran itu?

"Tidak menunda-nunda pekerjaan adalah jalan untuk menjauhi keluh dan mendekatkan diri kepada syukur. Karena bersyukur itu lebih baik daripada mengeluh, kenapa kita harus menunda melakukan/mengerjakan tugas kita?"

Kalau kita menunda-nunda mengerjakan sesuatu, otomatis waktu kita untuk menanggung beban itu jadi lebih lama. Ini bisa menimbulkan stress, seperti kata pak Stephen Covey:

"Bukan BERAT beban yang membuat kita stress, tetapi LAMAnya kita memikul beban tersebut."

Nah, saat sedang stress, lebih mudah untuk mengeluh atau bersyukur?

Kemarin, saat saya mengunjungi suatu toko buku, saya menemukan buku yang berisi tips rehabilitasi untuk orang-orang yang suka menunda-nunda melakukan sesuatu (saya lupa judulnya). Salah satu tipe penunda-nunda pekerjaan yang dibahas di dalam buku itu adalah orang yang perfeksionis. Dan saya merasa itu tipe penunda-nunda yang paling mendekati karakter saya (ya, saya adalah orang yang suka menunda-nunda). Penunda-nunda tipe ini belum bisa memulai suatu pekerjaan kalau keadaan belum benar-benar sempurna. Untuk kasus saya, keadaan sempurna untuk memulai mengerjakan sesuatu tercapai jika memang saya sudah ada mood atau keinginan kuat untuk memulainya. Selain itu, 'keterpaksaan' mengerjakan sesuatu (karena sudah mendekati deadline) juga bisa membuat saya memulai suatu pekerjaan.

Nah, kebetulan tugas yang saya sebutkan di bagian awal post ini adalah tugas yang lumayan besar, butuh waktu yang tidak sebentar. Mood saya untuk mengerjakan tugas itu tak kunjung terbentuk karena selalu ada pikiran negatif dalam diri saya bahwa mengerjakan tugas itu pastilah membosankan. Tapi, karena tugas ini sudah molor jauh dari deadline dan tidak hanya menyangkut saya pribadi, akhirnya saya paksa diri sendiri untuk mulai 'merangkak' mengerjakan tugas itu. Tiap hari saya sempatkan mengerjakan tugas itu. Dan setiap kali setelah mencicil menyelesaikan tugas itu, perasaan saya membaik. Saya senang karena, walau mungkin hanya sedikit dan tugas itu belum selesai, saya telah membuat kemajuan. Rasanya seperti berkurang beban yang saya tanggung.

Semoga pemikiran saya ini bisa memotivasi untuk tidak menunda-nunda pekerjaan lagi...
Aamiin.

Solo, 4 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar