Minggu, 15 Agustus 2010

Hidup Paralel

This time, I want to share something I got from my friends...

[sebelumnya, mari kita simak prolog berikut...]

Tadi, sepulang sekolah, jadwalku adalah liqo'... Nah, dari sinilah aku mendapat sesuatu yang insya Allah bermanfaat bagi kita semua... Makanya, aku memutuskan untuk share di sini...

[oke, cukup prolognya... masuk ke fokus...]

>>>>>M A N A J E M E N   W A K T U<<<<<

Bicara soal waktu, pasti ada hubungannya dengan jatah umur a.k.a jatah hidup di dunia ini. Karena sejatinya, hidup di dunia ini hanyalah sebentar saja. Hanya seperti orang yang mampir minum atau sopir angkot yang lagi ngisi bensin di pom. Hidup kita ini amat singkat, hanya di antara adzan dan sholat. Ketika lahir kita diadzani dan ketika meninggal kita disholatkan. Dan seperti lirik senandung "Tuhan Ampuni Aku" yang disenandungkan oleh Fazan ft. Tompi:

Tahukah kita semua
Bahwa sesungguhnya hidup tak kan pernah abadi
Mungkin bila waktu t'lah menjawab
Maka Tuhan ampuni aku

Well, mengingat waktu yang sangat singkat inilah, apa kita bisa mencapai semua ingin kita di dunia ini? 

Sulit... Apalagi kalau kita menjalani pola hidup serial. Misalkan saja saya [jujur, saya masih berpola hidup serial... namun, sudah bertekad untuk mengubahnya dengan pola hidup paralel]. Sekarang, saya fokus ke studi saya di SMA dengan target bisa naik ke kelas XII dan lulus SMA, mendapat nilai UN terbaik tingkat kota, dan lolos seleksi PMDK fakultas FMIPA [UGM or ITB]. Setelah itu, saya akan fokus ke kuliah saya, supaya bisa lulus cum laude, jayyid jiddan. Terus, saya akan fokus untuk membangun karir. Baru setelah saya sukses, saya mulai memikirkan soal pasangan hidup. Belum lagi tentang punya anak dan sebagainya.

Nah, itu kan angan-angan saya dalam pola hidup serial. Dalam pola hidup serial, waktu yang kita butuhkan bisa jadi lebih lama daripada dalam pola hidup paralel. Soalnya, dalam pola hidup serial, sebelum satu target tercapai, kita tidak akan mulai menggapai target yang lain. Padahal, kita nggak bisa menjamin batas waktu tercapainya target yang satu itu bukan?? Bisa jadi cepat, sesuai rencana ataupun lambat?? Kita tak tahu... Bisa jadi kita sudah meninggal terlebih dahulu sebelum kita mumtaz jayyid jiddan. Atau sebelum kita menikah mungkin??

Dari penjelasan singkat mengenai hidup serial itu, jadi tampaklah kelebihan hidup paralel. Contoh hidup paralel: sekolah sambil bekerja, kuliah sambil berkarir, menikah sembari melanjutkan S2, dan sebagainya. Dengan menerapkan pola hidup paralel, waktu yang kita punya bisa dimanfaatkan dengan lebih efisien.

Dan... mulai sekarang, saya akan berupaya menerapkan pola hidup paralel... Bismillahirrohmanirrohim... 

5 komentar:

  1. Jadi teringat rangkaian listrik seri dan paralel =D

    nice info

    BalasHapus
  2. hahaha, iya... iya...

    dan, rangkaian listrik paralel lebih bagus daripada yang seri, coz kalau satu lampu di rangkaian paralel rusak / mati, lampu yang lain masih bisa nyala... kalau di rangkaian seri, mati satu, ya mati smua... iya kan??

    BalasHapus
  3. Bagus juga pemikirannya coy.AllAh Huakbar.

    BalasHapus
  4. Hehe, emang bgs. Makanya sy share d sini. Supaya gak b'henti d saya gtu, coz sy jg dpt dr orng laen...

    [dmi kmaslahatan bsama, tlng sebarkn materi ini juga ya? Hehe]

    BalasHapus