Selasa, 15 April 2014

Memakai Sepatu Orang Lain

Sekitar sebulan yang lalu -- pas musim kampanye di himpunan -- saya nonton sebuah video tanpa dialog yang menceritakan bahwa setiap orang itu punya 'hidup' nya masing-masing. Mungkin di saat kita merasa senang karena mendapat kiriman uang dari ortu, ada teman kita yang sedang merasa khawatir karena ayahnya sedang sakit. Saat kita merasa puyeng dengan tugas-tugas kuliah, mungkin teman kita sedang merasa sangat bersemangat untuk mengejar beasiswa ke luar negeri. Dan lain sebagainya... Kalau mau nonton videonya, silakan klik link ini.

Beberapa hari setelah nonton video itu, saya mulai kepikiran untuk posting soal empati, frasa kerennya "Memakai Sepatu Orang Lain" (lebih lengkapnya "kita nggak bisa bener-bener mengerti orang lain sampai kita berdiri dengan sepatunya"). Tapi dorongan untuk menulis belum terlalu besar rupanya --"

Sekarang, saya memutuskan untuk menuliskannya saja.. gegara saya jadi kepikiran terus masalah ini..

****

"Ih, si A sekarang kok nyebelin sih..."

Itu salah satu pikiran saya soal seorang teman yang entah kenapa sikapnya menyebalkan sekali. Saya jadi sebel juga sama dia, tiap kali ngajak ngobrol ditanggepinnya dengan muka nggak ramah.

Setelah saya pikir-pikir lagi, mungkin sayanya juga telah bersikap menyebalkan ke si A kali yaa... Mungkin saya telah bersikap menyebalkan dan tidak ramah ke orang lain, sehingga saya diperlakukan dengan menyebalkan dan tidak ramah juga oleh orang lain... Mungkin si A memang lagi ada masalah, lagi not in the good mood... Dan mungkin-mungkin yang lain. Semoga saja rasa sebal saya ke si A bisa segera hilang (yeah, saya mengaku masih sebal sama si A).

****

"Yu, tugas udah selesai?" tanya seorang temen.

"Belum nih, bagian X masih error..." jawab saya dengan muka memancarkan pesan 'jangan ganggu saya, saya mau nyelesaiin tugas ini dulu'. Padahal -- kayaknya -- temen yang bersangkutan itu mau minta bimbingan/pencerahan/bantuan buat ngerjain tugas itu. Melihat respon saya terhadap pertanyaannya, dia jadi segan mengganggu saya untuk tanya-tanya soal tugas.

Saya akui, saya telah bersikap menyebalkan ke temen saya yang satu itu. Empati saya masih kurang --"

****

Dari pemikiran 'Memakai Sepatu Orang Lain' ini, pikiran saya sampai ke ingatan materi 7 Habits yang pernah saya terima pas masih berstatus MaBa. Materi soal sifat reaktif.

Yang dimaksud dengan sifat reaktif di sini adalah sifat seseorang yang gampang terpengaruh oleh lingkungannya. Kalau lingkungannya menyenangkan, suasana hatinya ikut senang. Kalau lingkungannya tidak menyenangkan, suasana hatinya akan memburuk. Kalau orang lain bersikap tidak menyenangkan, orang reaktif akan ikutan bete.

Well, saya jadi merasa kalau saya masih terlalu reaktif --"

***

Oke, maaf kalau postingan ini 'curhat' banget dan kesannya seperti menjelek-jelekkan diri saya sendiri (saya hanya berusah bersikap objektif). Yang jelas, pesan yang ingin saya sampaikan adalah

Jangan buru-buru memberikan reaksi terhadap rangsangan dari luar (orang lain), apalagi kalau reaksinya negatif. Coba sejenak 'posisikan diri di sepatu orang tersebut'.



Bandung, 15 April 2014
Sebulan lagi liburan
Tugas akhir semester mulai menumpuk
UAS menjelang...

2 komentar:

  1. haaay :3 ciyee blog baru.
    postingnya menohok nih :'(

    BalasHapus
  2. haha.. isinya pindahan dari blog ku yang multiply dulu sih rin..
    semoga sharingku bermanfaat :)

    BalasHapus